Dulu Yakin Cuma Konspirasi, Baru Percaya Setelah Adik Sendiri Kena Corona

Dulu Yakin Cuma Konspirasi, Baru Percaya Setelah Adik Sendiri Kena Corona

Elsa Himawan - detikHealth
Minggu, 27 Sep 2020 16:22 WIB
Dulu Yakin Cuma Konspirasi, Baru Percaya Setelah Adik Sendiri Kena Corona
Virus Corona COVID-19 (Foto: Getty Images/iStockphoto/oonal)
Jakarta -

Seorang warga DKI Jakarta, sebut saja Dian, awalnya tidak percaya virus Corona COVID-19 benar-benar ada. Baginya, penyakit yang telah memicu pandemi global ini tidak lebih dari konspirasi pihak tertentu untuk mencari keuntungan.

Keraguannya masih kuat bahkan ketika adik kandungnya sendiri terinfeksi. Pasalnya, sang adik masuk kategori Orang Tanpa Gejala atau OTG. Tidak ada keluhan apapun, bahkan indra penciumannya masih tajam, sama sekali tidak seperti gejala COVID-19 yang sering didengarnya.

"Perasaan aku dan keluarga, pastinya nggak percaya dan kita sempat kaget juga, orang nggak ada gejala apa-apa kok tau-taunya positif COVID-19," kata Dian dalam perbincangan dengan detikcom baru-baru ini.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dian mengisahkan, adik kandungnya saat itu tengah melamar pekerjaan di sebuah perusahaan. Kebetulan, di dekat gedung tempat adiknya melamar kerja, sedang ada rapid test. Sang adik ikut tes, dan kasihnya reaktif.

Atas anjuran petugas, sang adik melakukan tes swab. Hasilnya, ternyata memang positif dan harus menjalani isolasi di suatu tempat, di Jakarta Pusat.

ADVERTISEMENT

Dian dan keluarganya lalu memutuskan untuk ikut rapid test. Beruntung, hasilnya non reaktif. Namun sejak saat itu, Dian dan keluarga jadi lebih menjaga diri. Selain lebih peduli pada kebersihan, juga selalu menjaga jarak dengan orang lain.

"Soalnya, kita uda lihat dari keluarga sendiri yang kita kenal," katanya.

Begitulah, beberapa orang tampaknya memang harus 'kena' dulu baru percaya COVID-19 benar-benar ada.




(up/up)
COVID-19 di Lingkaran Dekat
11 Konten
Beberapa waktu yang lalu, virus Corona COVID-19 mungkin masih terasa jauh. Diyakini hanya orang tertentu yang berisiko. Kini, COVID-19 terasa makin nyata ketika satu persatu orang terdekat dinyatakan positif tertular. Masih menganggapnya konspirasi?

Berita Terkait