Dua pasien positif COVID-19 asal Brebes, Jawa Tengah, meninggal dunia setelah pulang paksa dari rumah sakit. Dinas Kesehatan Kabupaten Brebes, menyebut, pasien ini memaksa pulang karena tidak percaya hasil laboratorium dan menganggap rumah sakit telah men-COVID-kan pasien.
Rumor mengenai isu rumah sakit banyak men-COVID-kan pasien, sedikit banyak telah mempengaruhi pikiran warga. Dampak paling banyak yang muncul adalah, pasien dan keluarga tidak mempercayai hasil laboratorium dan meminta pulang paksa meski hasil swab menyatakan positif.
Kondisi ini terjadi di Brebes, Jawa Tengah. Ada dua orang yang dinyatakan positif, namun tidak mempercayai hasil uji swab. Pasien kemudian memaksa pulang lantaran beranggapan telah di-COVID-kan oleh rumah sakit. Akibatnya, mereka meninggal dunia setelah beberapa hari berada di rumah.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kepala Dinas Kesehatan Brebes, dr Sartono mengungkapkan, dua pasien positif COVID-19 yang meninggal setelah pulang paksa adalah L, Warga Desa Kemurang, Kecamatan Tanjung dan M (43) warga Kecamatan Ketanggungan.
"Intinya, dua pasien dan keluarganya ini tidak percaya hasil laboratorium. Dikiranya rumah sakit ini meng-COVID-kan. Jadi mereka minta pulang paksa. Namun apa yang terjadi, dua duanya meninggal dunia," ungkap Sartono kepada wartawan di lantornya, Selasa (13/10/2020) siang.
Lebih jelas, Sartono merinci, pasien L adalah wanita yang mengeluhkan gejala klinis batuk sesak nafas. Wanita ini kemudian dirawat di RSUD Kardinah Kota Tegal. Setelah dilakukan uji swab hasilnya menunjukkan positif corona.
"Namun, baik pasien dan keluarganya tidak percaya. Seakan akan, rumah sakit telah meng-COVID-kan. Terus pasien ngotot ingin pulang dengan alasan status positif corona hanya akal akalah pihak rumah sakit yang suka meng-COVID-kan," beber Sartono.
Pasien lain yang meninggal setelah pulang paksa adalah Nyonya M (43) warga Kecamatan Ketanggungan. Awalnya, dia dirawat di RS Bhakti Asih karena mengalami gejala batuk, flu dan demam tinggi.
Setelah dilakukan uji swab, pihak rumah sakit menyatakan, Nyonya M terkonfirmasi positif corona. Meski positif, pihak pasien tidak percaya dan minta segera pulang dengan alasan kondisinya sudah membaik.
"Keluarga ini tidak percaya dan memaksa pulang. Alasannya karena kondisi badan sudah mulai membaik. Padahal, pasien ini masih perlu perawatan medis. Kalau dia merasa lebih baik itu karena faktor masuknya oksigen saat di rumah sakit," terang Sartono.
Penolakan terhadap hasil laboratorium ini, kata Kepala Dinkes Brebes, terus berlanjut. Anggota keluarga yang terlibat kontak erat dengan pasien M ini menolak saat akan dilakukan tracing. Mereka tetap menganggap hasil swab ini merupakan akal akalan pihak rumah sakit.
"Laporan petugas di lapangan, mereka tidak mau mengikuti tracing, tidak mau diperiksa. Alasannya ya itu tadi, menganggap hasil uji swab hanya akal-akalan," pungkasnya.
(up/up)











































