Angka kematian akibat virus Corona COVID-19 di Indonesia disorot Presiden Joko Widodo (Jokowi) karena masih lebih tinggi dari angka dunia. Saat ini, angka kematian di Indonesia tercatat 3,4 persen sedangkan secara global angkanya 2,5 persen.
Ada banyak faktor yang mempengaruhi hal tersebut. Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Republik Indonesia (Menko PMK RI), Muhadjir Effendy menyebut 3 di antaranya.
"Jadi kalau kematian tinggi itu, pertama disebabkan oleh kedisiplinan pasien. Misalnya apa ketika sudah parah baru masuk rumah sakit?" katanya, ditemui di sela peresmian Gedung Radioterapi, Kemoterapi dan Isolasi terpadu di RS PKU Muhammadiyah Gombong pada Selasa (3/11/2020).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kemudian kedua, cepat tidaknya rumah sakit berikan pelayanan. Walaupun pasiennya sudah cepat ke rumah sakit tapi pelayananya lambat itu juga akan menimbulkan risiko kematian," lanjutnya.
"Kemudian yang ketiga, tingkat kerentanan mereka yang menderita komorbid," pungkasnya.
Faktor yang ketiga mendapat penekanan khusus karena menurut Muhadjir. 99 persen pasien COVID-19 yang meninggal disebabkan oleh penyakit penyerta. Karenanya, ia berpesan untuk memberi perhatian khusus pada kelompok tersebut.
Muhadjir juga menyoroti kematian dokter dan tenaga medis yang bertugas di garis depan penanganan COVID-19. Ia menyebut sudah lebih dari 130 dokter gugur dalam pelayanan.
"Saya wanti-wanti betul para dokter dan perawat jangan sembrono dengan SOP karena mereka berada pada kepadatan virus yang tinggi, potensinya besar sekali," pesannya.
(up/up)











































