Pemerintah sejumlah negara, termasuk Indonesia, mulai membuat perencanaan untuk vaksinasi COVID-19.
Penemuan vaksin virus Corona COVID-19 semakin menunjukkan perkembangan. Sejumlah negara sudah mulai menyetujui penggunaan darurat dan melakukan vaksinasi kepada mereka yang masuk pada kelompok prioritas.
Di Indonesia, pemerintah menyatakan akan memberikan vaksin COVID-19 gratis bagi seluruh warga. Vaksin bertujuan untuk memberikan perlindungan pada tubuh dari infeksi COVID-19, terhindar dari gejala Corona.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Mereka yang telah sembuh dari virus Corona COVID-19 diketahui telah memiliki antibodi. Namun apakah tetap perlu mendapatkan suntikan vaksin COVID-19?
Bagaimana vaksin mempengaruhi penyintas COVID-19?
Dikutip dari laman Health, sejauh ini, uji coba vaksin berfokus kepada orang yang belum terinfeksi virus Corona COVID-19, jadi masih belum jelas apa efek vaksinasi terhadap mereka yang terpapar.
"Vaksin COVID-19 memicu respons kekebalan terhadap protein Spike - proyeksi seperti 'batang brokoli' merah seperti yang digambarkan pada permukaan setiap virus yang dapat kami 'ukur' dengan mencari antibodi COVID-19 setelah vaksinasi," ujar Charles Bailey, MD, direktur medis untuk pencegahan infeksi di Rumah Sakit Providence St. Joseph dan Rumah Sakit Misi Providence di Orange County, California, mengatakan kepada Health.
Antibodi tersebut harus melindungi untuk jangka waktu tertentu dengan mencegah atau mengurangi gejala infeksi COVID-19 berikutnya, Jelas Dr. Bailey.
Sementara "periode waktu" tidak didefinisikan dengan baik saat ini, dia mengatakan mungkin setidaknya tiga bulan, dan mungkin lebih lama.
Ketika orang yang pernah terjangkit COVID-19 mendapatkan vaksinasi, kekebalan mereka secara efektif meningkat, yang berarti mereka diharapkan terlindungi lebih lama. Bahkan setelah orang divaksinasi, mereka mungkin membutuhkan dosis penguat tambahan untuk menjaga kekebalan mereka.
"Diskusi sedang berlangsung mengenai kemungkinan kebutuhan individu berisiko tinggi untuk menerima vaksinasi booster setiap enam atau 12 bulan, tetapi lebih banyak data diperlukan sebelum kami memiliki kejelasan tentang pertanyaan ini," kata Dr. Russell.
(ayd/kna)











































