Pasien Long Covid Alami Parosmia, Cium Bau Ikan hingga Roti Hangus

Pasien Long Covid Alami Parosmia, Cium Bau Ikan hingga Roti Hangus

Sarah Oktaviani Alam - detikHealth
Senin, 28 Des 2020 12:40 WIB
Pasien Long Covid Alami Parosmia, Cium Bau Ikan hingga Roti Hangus
Pasien long Covid alami gejala parosmia. (Foto ilustrasi: Getty Images/iStockphoto/oonal)
Jakarta -

Para pasien COVID-19 yang mengalami long Covid mengeluh ada gangguan pada indra penciumannya. Mereka melaporkan mencium bau yang tak tertahankan seperti bau ikan, belerang, hingga roti yang hangus.

Efek samping bau yang dirasakan itu dikenal dengan parosmia dan bisa bertahan untuk waktu yang lama. Menurut ahli bedah THT, Profesor Nirmal Kumar, gejala satu ini sangat aneh dan unik.

"Pagi ini saya melihat dua pasien dengan parosmia," kata Profesor Kumar yang dikutip dari Daily Star, Senin (28/12/2020).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Yang satu mengatakan saat mencium aroma, bau yang mereka rasakan adalah seperti bau ikan. Dan yang lainnya mencium bau terbakar, meski di sekitarnya tidak ada asap," lanjutnya.

"Kami menyebutnya virus neurotropik. Artinya, virus ini mempengaruhi saraf di atap hidung, seperti gangguan pada sistem saraf Anda, dan saraf tidak berfungsi," ujar Prof Kumar.

ADVERTISEMENT

Satu pasien COVID-19 yang mengalami parosmia adalah Daniel Savedki (24). Ia mengatakan benda-benda yang berbau tajam kini tercium seperti bau belerang atau bau roti yang hangus.

"Ini mengurangi kenikmatan makan saya, dan agak menyedihkan karena tidak bisa mencium bau makanan tertentu," ujarnya.

Pasien lainnya yang juga mengalami parosmia adalah Lynn Corbett (52). Ia terinfeksi COVID-19 dan kehilangan fungsi indra penciuman dan perasanya pada akhir Mei lalu. Namun, saat indra penciumannya kembali berfungsi, ia merasa ada bau-bau aneh yang muncul.

"Kebanyakan bau yang muncul itu menjijikan, sulit dijelaskan karena aku belum pernah merasakan sebelumnya," jelas Corbett.

Apa itu parosmia?

Mengutip Healthline, parosmia merupakan istilah untuk menggambarkan kondisi kesehatan yang mengganggu indra penciuman. Penderita parosmia mungkin mengalami kehilangan intensitas aroma, yang berarti tidak bisa mendeteksi seluruh aroma di sekitarnya.

Terkadang parosmia menyebabkan hal-hal yang ditemui setiap hari memiliki bau yang kuat dan tidak menyenangkan. Misalnya seperti bau yang harum mungkin akan tercium busuk.

Parosmia biasanya terjadi setelah neuron pendeteksi aroma atau indra penciuman telah rusak karena virus atau kondisi kesehatan lainnya.




(sao/fds)
Fenomena Long COVID-19
21 Konten
Beberapa pasien mengeluhkan gejala COVID-19 dalam waktu lama bahkan hingga berbulan-bulan. Hal ini dikenal dengan 'Long-COVID-19'. Apa saja gejala-gejalanya?

Berita Terkait