Pandemi COVID-19 kini memasuki babak saat dunia mulai melawan dengan vaksinasi. Beberapa negara berlomba-lomba memborong suplai vaksin COVID-19 yang kini masih terbatas.
Terkait hal tersebut, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) sekali lagi mengingatkan soal keadilan distribusi. Ada kecenderungan negara kaya membuat perjanjian pembelian langsung dengan produsen, membuat negara yang lebih miskin di dunia tidak kebagian atau kekurangan suplai vaksin.
Direktur Jenderal WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus, ingin produsen memprioritaskan suplai vaksin untuk COVAX. Perlu diketahui COVAX merupakan pilar khusus yang dibentuk oleh WHO dan organisasi internasional lainnya dengan tugas menjamin akses vaksin COVID-19 yang adil untuk semua negara.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saya ingin melihat produsen memprioritaskan suplai dan distribusi vaksin lewat COVAX," kata Tedros seperti dikutip dari situs resmi WHO, Senin (11/1/2021).
"Saya mengimbau negara yang sudah membeli banyak vaksin dan memiliki kuasa terhadap suplai global agar menyisihkan vaksin untuk COVAX yang hari ini sudah siap melakukan distribusi secepatnya. Berhenti melakukan perjanjian bilateral yang kemudian merugikan COVAX," lanjut Tedros.
WHO menyebut dalam menghadapi pandemi tidak seharusnya ada negara mendapat perlakuan spesial bisa memvaksinasi seluruh populasi warganya. Sementara negara lain bahkan tidak bisa memulai vaksinasi karena tidak punya suplai vaksin COVID-19.
(fds/kna)











































