Belakangan, Helena Lim, orang yang disebut 'Crazy Rich Jakarta Utara' banyak disorot netizen lantaran mengunggah video momen dirinya saat divaksin COVID-19. Pasalnya, banyak yang menyayangkan Helena dan rombongannya mendapat vaksin Corona duluan.
Pakar epidemiologi Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia (FKM UI), Pandu Riono menyebut kemarahan masyarakat menurutnya wajar. Pandu menyebut hal ini berkaitan dengan para nakes yang merawat pasien COVID-19 tapi belum mendapat giliran divaksin, termasuk lansia yang baru mendapat vaksin kemarin.
"Jadi yang dikhawatirkan masyarakat adalah ketidakadilan, di mana vaksin masih diprioritaskan pada nakes, orang masyarakat tuh melihat nakes seperti apa, dokter kan, perawat kan di rumah sakit kan, nah itu yang harus diprioritaskan dahulu," sebutnya saat dihubungi detikcom Selasa (9/1/2021).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Tetapi mungkin Kemenkes punya definisi nakes yang berbeda, nah itu yang harus dipertanyakan, begitu banyak jenis nakes, apakah tidak ada prioritas dulu," tanyanya.
Pandu menyebut prioritas nakes juga perlu dibagi kembali. Misalnya, mereka yang merawat pasien COVID-19 lebih dulu dapat vaksin Corona, dilanjut dengan nakes di puskesmas, baru masuk ke tenaga penunjang.
"Misalnya yang kerja di rumah sakit dulu, yang bekerja di RS yang merawat COVID-19, terus puskesmas, terus nanti baru tenaga penunjangnya, apotek kan yang kerja di apotek tenaga penunjang," kata Pandu.
Pandu menyayangkan hal ini tak dijelaskan secara rinci oleh Kementerian Kesehatan, sehingga tak heran banyak masyarakat yang merasa marah karena pemberian prioritas vaksinasi COVID-19 dinilai tak adil. Terlebih, nama Helina Lim terkenal dengan sosok 'Crazy Rich Jakut'.
Begitu pula dengan aksi Helena saat memamerkan dirinya tengah mendapat vaksin Corona. Menurut Pandu, hal tersebut sangat tak etis.
"Apalagi dia memamer-mamerkan, iya kan jadi kesalahannya ada orang yang divaksinasi itu kan sekarang kenapa dia pamer, itu kan merusak perasaaan orang yang mendapat giliran dengan sabar," tuturnya.
"Orang itu nggak ngerti etis," pungkasnya.
(naf/up)











































