Selama beberapa hari terakhir, tingkat kasus positif (positivity rate) COVID-19 harian di Indonesia bisa mencapai lebih dari 30 persen. Padahal menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) angka ideal positivity rate seharusnya berada di bawah 5 persen.
Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin menjelaskan peningkatan positivity rate terjadi karena memang jumlah tes yang berkurang akibat libur Imlek. Namun, ia membantah tingginya positivity rate ini pertanda adanya tren kenaikan kasus COVID-19.
Menurut Budi tren jumlah kasus harian COVID-19 di Indonesia saat ini memang benar-benar turun. Hal ini tercermin dari kondisi jumlah pasien di rumah sakit.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kami dobel cek dengan data yang ada di rumah sakit. Untuk memastikan apakah penurunan kasus konfirmasi benar-benar terjadi atau karena memang jumlah tesnya yang turun karena kebetulan empat hari terakhir banyak orang libur," kata Menkes dalam konferensi pers yang disiarkan Kementerian Kesehatan RI, Rabu (17/2/2021).
"Kita lihat jumlah pasien yang dirawat di rumah sakit, konsisten dengan data yang tadi bahwa sudah turun relatif sekitar dua minggu," lanjutnya.
Dari grafik yang disuguhkan Kemenkes, tampak angka pasien yang dirawat di rumah sakit sempat menyentuh angka sekitar 7.000 pada akhir Januari. Kemudian mulai tanggal 1 Februari 2021 angka tersebut menurun di bawah 6.000.
"Jadi kami mengambil kesimpulan jumlah turunnya testing itu benar-benar disebabkan karena libur. Lalu turunnya kasus konfirmasi dan turunnya pasien di rumah sakit memang disebabkan secara fundamental laju penularan berkurang karena puncak libur nataru sudah dicapai dan juga dampak PPKM...," pungkas Menkes Budi.
(fds/naf)











































