CEO Sinovac Kaji Pemberian Dosis Ketiga Vaksin Corona

CEO Sinovac Kaji Pemberian Dosis Ketiga Vaksin Corona

Nafilah Sri Sagita K - detikHealth
Kamis, 18 Mar 2021 10:30 WIB
CEO Sinovac Kaji Pemberian Dosis Ketiga Vaksin Corona
(Foto: Grandyos Zafna)
Jakarta -

CEO Sinovac Dr Yin Weidong angkat bicara soal berapa lama antibodi dari vaksin Sinovac bisa bertahan. Menurutnya, antibodi atau perlindungan maksimal baru muncul setengah bulan pasca disuntik.

"Efek perlindungan biasanya muncul setelah setengah bulan dan akan tetap kuat setidaknya selama dua bulan," katanya, dikutip dari CGTN Kamis (18/3/2021).

Maka dari itu, menurutnya, suntikan dosis ketiga vaksin Sinovac kini tengah dikaji atau dianalisis. Yin Weidong menyebut, rencana pemberian dosis ketiga vaksin Sinovac bisa menjadi solusi mengatasi penurunan efektivitas vaksinnya.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Jika tingkat perlindungan, atau efek perlindungan turun, lakukan suntikan ketiga. Kami sedang melakukan studi tentang suntikan ketiga, dan datanya sekarang sedang dianalisis," jelas Yin.

Yin menjelaskan, mencegah penularan COVID-19 seratus persen dari vaksinasi Sinovac tampak mustahil. Terlebih munculnya varian baru Corona di sejumlah negara, seperti Inggris, Afrika, dan Brasil.

ADVERTISEMENT

"Ada efek perlindungan yang sangat baik setelah vaksinasi terhadap penyakit parah, rawat inap, dan kematian. Tetapi tingkat perlindungan vaksin terhadap infeksi secara keseluruhan rendah," katanya, berkaca pada hasil uji vaksin Sinovac di petugas kesehatan Brasil.

"Infeksinya juga berkurang, tapi tidak sampai 100 persen."

Lebih lanjut, Yin meyakini adanya mutasi Corona yang terus merebak bisa teratasi dengan vaksin. Hal ini sudah diprediksikan, mengingat total infeksi COVID-19 terus meluas ke penjuru dunia.

"Bahkan jika itu bermutasi, kami dapat menggunakan penelitian saat ini untuk secara efektif mengembangkan vaksin baru."

"Ini fenomena alam. Mutasi virus terjadi terus menerus, pastinya. Dulu, virus hanya endemik secara lokal, dan tingkat mutasinya rendah. Dengan lebih dari 100 juta kasus di seluruh dunia, peluang mutasi pasti meningkat."

Menceritakan awal mula pengembangan vaksin, Yin menyebut mereka bisa melakukan penelitian vaksin dengan cepat.

Sinovac mempelajari virus di Januari tahun lalu, dan melakukan penelitian vaksin dengan cepat, sampai memberikan vaksin serta imunisasi secara besar-besaran.






(naf/up)

Berita Terkait