AS Ingin Peneliti WHO Kembali ke China Selidiki Asal-usul Corona

AS Ingin Peneliti WHO Kembali ke China Selidiki Asal-usul Corona

Ayunda Septiani - detikHealth
Kamis, 25 Mar 2021 11:50 WIB
AS Ingin Peneliti WHO Kembali ke China Selidiki Asal-usul Corona
Foto: AP Photo/Ng Han Guan
Jakarta -

Amerika Serikat mengatakan penyelidikan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) terkait asal-usul Corona memerlukan studi lebih lanjut. Hal ini, menurut seorang pejabat senior AS pada Rabu (24/3/2021), termasuk juga kemungkinan dilakukannya kunjungan kembali ke China.

Marc Cassayre, kuasa hukum misi AS untuk PBB di Jenewa, juga menyuarakan harapan bahwa misi yang dipimpin WHO ke pusat kota Wuhan pada Januari hingga Februari lalu memiliki akses ke data mentah dan orang-orang yang diperlukan untuk membuat penilaian independen.

Sementara itu, WHO mengatakan laporan oleh tim yang terdiri dari para ahli internasional dan rekan mereka dari China diharapkan akan diterbitkan minggu ini.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kami berharap laporan ini akan didasarkan pada sains dan menjadi langkah nyata bagi dunia untuk memahami asal usul Corona sehingga kami dapat lebih mempersiapkan diri untuk pandemi di masa depan," kata Cassayre dalam jumpa pers.

Pejabat AS mengharapkan penelitian lebih lanjut akan diperlukan untuk mengidentifikasi sumber virus SARS-CoV-2. "Itu mungkin akan membutuhkan, seperti yang kita anggap, studi lebih lanjut dari tim, mungkin melakukan perjalanan ke China atau diskusi lebih lanjut."

ADVERTISEMENT

Penyelidikan tim WHO tersebut sebelumnya diganggu oleh penundaan, kekhawatiran atas akses, dan pertengkaran antara Beijing dan Washington.

Beberapa anggota tim mengatakan China enggan membagikan data penting yang dapat menunjukkan virus itu beredar berbulan-bulan lebih awal dari yang pertama kali dikenali pada akhir 2019 lalu.

Ben Embarek, seorang pejabat WHO yang memimpin misi tersebut, mengatakan pada konferensi pers yang menandai akhir kunjungan mereka ke China, bahwa virus itu mungkin berasal dari kelelawar, meskipun belum diketahui secara pasti bagaimana virus itu sampai ke manusia. Dia juga secara efektif mengesampingkan kemungkinan kebocoran laboratorium.

Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus kemudian mengatakan bahwa semua hipotesis tetap terbuka dan menjanjikan transparansi penuh.




(ayd/fds)

Berita Terkait