Pemerintah menetapkan sekolah tatap muka secara terbatas dimulai Juli 2021. Sekolah yang tenaga pendidiknya sudah divaksinasi dapat memulai sekolah tatap muka namun dengan protokol kesehatan yang ketat.
Apabila ditemukan kasus positif COVID-19 dalam sekolah tatap muka, maka kegiatan belajar-mengajar bisa disetop. Lalu bagaimana sebenarnya risiko anak dalam kaitannya dengan infeksi COVID-19?
"Kemungkinan tertular dan fatalitasnya untuk virus COVID-19 di usia muda, itu sangat kecil atau hampir tidak ada, jadi kalau terpapar, mereka akan sembuh dengan sendirinya,," kata Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin, dalam konferensi pers, Selasa (30/3/2021).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Usia anak tentu tak lepas dari risiko penularan Corona, meski kasusnya tidak sebanyak kelompok dewasa. Dari data yang dihimpun Satgas Penanganan COVID-19, tercatat sebanyak 13,57 persen atau 181.637 anak usia sekolah terinfeksi virus Corona.
Terkait vaksinasi Corona pada anak, Menkes mengatakan sampai sekarang belum ada uji klinis yang dilakukan untuk pemberian suntikan pada kelompok usia di bawah 18 tahun.
"Sampai sekarang memang belum ada uji klinis yang dilakukan oleh seluruh vaksin yang ada terkait anak, baru diawali saja kajiannya, jadi sekarang vaksinasi diberikan umumnya di atas usia 16 atau 18 tahun," kata dia.
Setujukah Anda jika sekolah tatap muka dibuka, sekalipun terbatas, ketika anak-anak belum mendapat vaksin Corona? Tulis alasannya di komentar.
(kna/up)











































