Sekolah tatap muka akan dimulai Juli mendatang. Namun, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim menyebut orang tua yang memiliki riwayat penyakit penyerta atau komorbid sebaiknya melanjutkan pembelajaran jarak jauh (PJJ.)
"Makanya kita berikan hak orang tua tidak mengirim anaknya (sekolah) tatap muka. Karena kalau orang tuanya punya komorbiditas yang tinggi, sebaiknya anaknya jangan sekolah dulu," jelas Nadiem saat live di Youtube FMB9ID_IKP, Kamis (1/4/2021).
Maka dari itu, Nadiem menyerahkan keputusan sekolah tatap muka kepada orang tua agar bisa melihat risiko anak atau kasus COVID-19 di keluarga. Terkecuali, bagi mereka yang mengalami kesulitan dalam pembelajaran jarak jauh.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Makanya kita berikan itu kepada masing-masing orang tua untuk menentukan tingkat risikonya," lanjut Nadiem.
"Tapi sekolahnya harus menentukan opsi tersebut bagi anak-anak yang sudah tidak kuat lagi dan menginginkan kembali ke sekolah karena pembelajarannya sangat tersendat karena PJJ," tuturnya.
Seperti diketahui, guru ditargetkan untuk selesai divaksinasi Corona akhir Juni 2021. Adapun aturan yang dibuat dalam sekolah tatap muka salah satunya kapasitas siswa di kelas tak boleh melebihi 50 persen.
Harus ada minimum dua rotasi shift yang diatur saat pembelajaran sekolah tatap muka dimulai. Begitu juga dengan protokol kesehatan seperti menjaga jarak bangku satu dengan yang lain sejauh 1,5 meter.
"Nggak boleh ada acara-acara, kantin, ekstrakurikuler. Semuanya harus pakai masker, masuk sekolah setelah selesai pulang langsung," bebernya.
(naf/up)











































