Beberapa pasien virus Corona mengalami gejala yang tak kunjung membaik usai dinyatakan negatif COVID-19. Salah satunya dialami oleh Jessamyn Smyth.
Ia bercerita bahwa sejak didiagnosis virus Corona pada Maret 2020. Sejak saat itu Jessamyn terus mengalami masalah pada kesehatannya.
Bercerita kepada CNN, selama berbulan-bulan, dia mengidap sesak napas, detak jantung tidak teratur dan cepat, diare, dan ruam kulit yang tidak biasa. Seperti banyak pasien long COVID lainnya, ia terus menerus mengalami kelelahan yang luar biasa.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Profesor penulis dan humaniora di Holyoke, Massachusetts ini mengatakan bahkan mengalami kesulitan untuk mengingat kata-kata dasar yang dia gunakan sehari-hari. Hidupnya pun kian hancur akibat long COVID yang ia idap.
"Pada akhirnya, saya kehilangan dua pekerjaan, akhir dari kehidupan kognitif ibu saya dan transisinya ke perawatan demensia, pasangan dan rumah, semua keamanan finansial, dan saya khawatir, hidup dan identitas saya," katanya.
Tapi kemudian dia mendapatkan suntikan vaksin Corona.
Dalam beberapa minggu, kelelahan dan masalah kognitifnya jauh lebih baik. Ruamnya hilang, dan setelah dosis Pfizer keduanya, pada 24 Februari, gejalanya terus membaik.
Beberapa pasien long COVID juga mengaku membaik setelah divaksin. Namun, para ahli belum yakin tentang berapa lama perbaikan ini bisa berlangsung.
"Saya mulai merasa seperti diri saya sendiri untuk pertama kalinya dalam setahun," paparnya.
(kna/kna)











































