Mutasi E484K atau mutasi Eek ini sudah ada di Indonesia sejak Februari 2021 lalu. Pakar menyebut mutasi ini bisa saja mempengaruhi efikasi dari vaksin COVID-19. Benarkah Eek kebal vaksin COVID-19?
"Karena E484K ini kurang rentan terhadap antibodi, maka akan ada dampaknya pada efikasi vaksin. Tapi, saya masih menunggu hasil studi lanjutan dan bagaimana efeknya terhadap vaksin yang selama ini beredar," jelas Prof Zubairi, dikutip dari dikutip dari akun Twitter @ProfesorZubairi atas izin yang bersangkutan, Kamis (8/4/2021).
Sebagai informasi, Prof Zubairi mengatakan E484K mutasi dari varian P.1, yang diketahui memiliki tingkat keparahan yang lebih tinggi pada anak muda.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dihubungi terpisah, Direktur Lembaga Biologi Molekuler Eijkman (LBME) Prof Amin Subandrio menyebut kekhawatiran soal mutasi eek kebal vaksin COVID-19.
"Ada kekhawatiran memang varian ini mempengaruhi efikasi vaksin COVID-19 tapi vaksin yang ada sekarang masih bisa digunakan," jelas Prof Amin, Rabu (7/4/2021).
Belum ada penelitian yang bisa membuktikan terkait mutasi Corona Eek kebal vaksin. Meski demikian para ahli mengingatkan masyarakat agar tetap patuh dan disiplin menjalankan protokol kesehatan.
(ayd/up)











































