Disorot Satgas COVID-19 RI, Kasus di India 'Ngegas' Lagi Gara-gara Kerumunan

Disorot Satgas COVID-19 RI, Kasus di India 'Ngegas' Lagi Gara-gara Kerumunan

Khadijah Nur Azizah - detikHealth
Jumat, 16 Apr 2021 10:32 WIB
Disorot Satgas COVID-19 RI, Kasus di India Ngegas Lagi Gara-gara Kerumunan
Kasus COVID-19 di India melonjak. (Foto: AP Photo)
Jakarta -

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mencatat adanya pertumbuhan kasus COVID-19 yang cukup signifikan di dunia. Kasus COVID-19 dunia dilaporkan naik konstan dalam jumlah yang besar yakni 9 persen.

Juru bicara Satgas COVID-19 Prof Wiku Adisasmito mengatakan salah satu penyebab melonjaknya kasus di dunia terkait dengan naiknya angka infeksi Corona di India.

"Hal ini terjadi karena adanya kegiatan berkerumun yang tidak dilarang oleh pemerintah India yang menyebabkan terjadinya klaster baru COVID-19," kata J dalam konferensi pers di kanal BNPB, Kamis (15/4/2021).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kabar baiknya, Wiku mengatakan tren memprihatinkan di dunia itu bertolak belakang dengan kasus Corona di Indonesia. Wiku menyebut tren kasus Corona di Tanah Air berangsur membaik.

"Sebagai contoh, pada minggu ini terjadi penurunan sebesar 14,2 persen pada penambahan kasus positif dan penurunan sebesar 17,6 persen pada penambahan kematian,"

ADVERTISEMENT

Wiku juga menyinggung terkait keputusan yang diambil pemerintah dalam kaitannya dengan penanggulangan pandemi. Ia mengakui terkadang keinginan masyarakat dan keputusan pemerintah tidak berjalan selaras namun semua itu dilakukan untuk menekan terjadinya lonjakan kasus COVID-19.

"Kadang kala pemerintah akan mengambil keputusan terkait COVID-19 yang mungkin tidak dapat diterima oleh semua kalangan masyarakat. Tapi keputusan tersebut harus diambil untuk mencegah lonjakan kasus di Indonesia," pungkasnya.




(kna/up)
Tsunami COVID-19 di India
86 Konten
Dengan laju vaksinasi yang tinggi, India sempat dinyatakan hampir mencapai herd immunity. Namun kondisi ini membuat sebagian warganya lengah. Kini India kembali diterjang 'tsunami' COVID-19.

Berita Terkait