Masuk angin dan angin duduk tak jarang dianggap sebagai keluhan yang sama. Padahal, keduanya ternyata sangat berbeda.
Masuk angin merupakan kondisi di mana tubuh terinfeksi oleh salah satu jenis virus common cold, yakni rhinovirus, yang menyebabkan timbulnya sejumlah gejala seperti meriang, kembung, dan mual. Sedangkan angin duduk atau angina pektoris merupakan kondisi di mana dada terasa nyeri karena otot jantung tidak mendapatkan cukup oksigen.
Hal tersebut dijelaskan oleh Ketua Umum Perkumpulan Dokter Pengembang Obat Tradisional dan Jamu Indonesia (PDPOTJI), Dr (Cand) dr Inggrid Tania, M Si (Herbal) dalam diskusi online, Kamis (15/4/2021).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Itu (masuk angin) beda ya dengan angina. Kalau angina itu adalah suatu kondisi di mana terjadi nyeri dada akibat otot jantung tidak mendapat suplai oksigen yang cukup. Sehingga memang angina pektoris ini menjadi suatu tanda adanya suatu kelainan pada vaskularisasi jantung, pada pembuluh darah jantung yang membawa oksigen ke dalam otot jantung," jelas dr Inggrid.
Berbeda dengan masuk angin yang hanya menimbulkan gejala ringan dan dapat diatasi dengan istirahat cukup serta konsumsi makanan sehat, angin duduk merupakan kondisi yang lebih serius dan membutuhkan penanganan medis.
Dikutip dari Mayo Clinic, gejala utama yang ditimbulkan oleh angin duduk adalah nyeri di dada. Pada beberapa orang, angina juga menyebabkan nyeri di lengan, leher, rahang, bahu, dan punggung. Sementara itu, gejala lainnya yang juga kerap dirasakan meliputi:
- Pusing
- Kelelahan
- Mual
- Napas pendek
- Berkeringat
Seseorang yang mengalami sejumlah gejala di atas maka diharuskan untuk segera menemui dokter untuk melakukan pemeriksaan lebih lanjut. Sebab, angina juga bisa meningkatkan risiko terjadinya serangan jantung.
(up/up)











































