Pejabat tinggi pemerintah Malaysia tengah berselisih apakah akan memberlakukan pembatasan yang lebih ketat atau lockdown nasional setelah tidak terlihat adanya tanda-tanda COVID-19 mereda hampir dua pekan setelah aturan perbatasan antar-distrik diberlakukan.
Kasus COVID-19 harian di Negeri Jiran mencapai rekor tertinggi dengan 6.075 kasus pada Rabu (19/5/2021), tertinggi sejak pandemi terdeteksi di wilayah tersebut pada Januari 2020.
Dilaporkan Strait Times, seorang pejabat tinggi di sebuah badan pembangunan mengungkapkan bahwa diskusi telah berlangsung dan bahwa "penguncian penuh dapat dimulai paling cepat Jumat ini (21 Mei)".
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pihak berwenang juga telah menghubungi asosiasi bisnis untuk mencari posisi mereka apakah akan memberlakukan lockdown yang akan menutup hampir semua perdagangan.
Ini mengikuti serangkaian pernyataan publik oleh pejabat kesehatan dan ekonomi yang memperdebatkan perlunya pembatasan karena kematian dan penggunaan unit perawatan intensif (ICU) telah memecahkan rekor sepanjang Mei.
Direktur Jenderal Kesehatan Noor Hisham Abdullah, yang memimpin tanggapan pandemi, mengisyaratkan dukungannya untuk penguncian penuh dengan berbagi laporan berita yang merekomendasikan "total MCO"
"Itu perlu dan suatu KEHARUSAN untuk menerapkan kuncian total karena sistem perawatan kesehatan sudah dalam kapasitas penuh," tulisnya di akun media sosial Twitter pribadinya.











































