Lonjakan kasus COVID-19 membuat kebutuhan akan obat-obatan meningkat, khususnya pada pasien tanpa gejala atau bergejala ringan yang menjalani isolasi mandiri (isoman). Walhasil, tak sedikit pasien harus bekerja keras mencari obat-obatan yang belakangan sangat langka.
Misalnya, dialami Zico, pria berusia 30 asal Kemayoran, Jakarta Utara. Awalnya, hanya orang tuanya yang terkonfirmasi positif COVID-19. Namun karena harus mencarikan obat, Zico harus menghadapi kenyataan pahit bahwa obatnya susah sekali didapatkan.
Dalam prosesnya, ia mondar-mandir ke berbagai rumah sakit dan apotek demi mendapat obat antivirus dan antibiotik. Namun lantaran stok habis dan harus mengantre lama di kerumunan, ia malah ikut tumbang alias ngedrop.
"Nyariin buat orang tua avigan sama satu lagi yang antibiotiknya (azithromycin). Mau nggak mau balik lagi rumah sakit, nunggu hampir 3 jam. Total di rumah sakit 6 jam. 3 jam berobat, 3 jam nunggu obat. Pulang dari sana, aku yang positif," kisahnya pada detikcom, Rabu (14/7/2021).
Dalam 3 hari setelah berburu obat untuk orang tua, Zico mengalami linu-linu, anosmia, pusing, batuk, pilek dan demam. Saat itu Zico langsung yakin dirinya terpapar virus Corona lantaran habis berlama-lama di kerumunan. Buru-buru ia ikut tes swab PCR, namun hasil baru keluar sehari setelahnya.
Malam hari setelah tes swab, Zico berinisiatif melakukan konsultasi online di salah satu platform telemedicine. Mendengar keluhan Zico, dokter menyatakan, memang kemungkinan besar Zico positif COVID-19.
Dokter memberikan sejumlah rekomendasi obat yang mungkin kelak perlu dibeli. Namun ditegaskan, obat-obat ini tak boleh dibeli jika Zico belum mendapatkan hasil swab positif COVID-19.
"Aku langsung pakai Halodoc karena mikrinya, ini sekeluarga sudah kena nggak mungkin aku keluar rumah untuk beli obat karena aku sendiri sudah meriang. Aku pakai Halodoc berpikrnya bisa lebih cepat dan gampang (obat) langsung diantar," ujar Zico.
"Aku dapat 5 obat. Oseltamivir, azithromycin, fluimucil, cortidex, sama sanmol. Yang azithromycin aku dapat limpahan sisa ayah ibu saya, itu aman. Order di Halodoc, dicancel. Tinggal ada Sanmol dan Cortidex. Berarti aku kurang Oseltamivir itu antivirusnya sama Fluimucil, itu kalau nggak salah obat untuk pernapasannya. Aku cari dari mulai K24, Kimia Farma, sampai Roxy sudah nggak ada semua," bebernya.
Zico menjelaskan, resep digital dari dokter yang ia terima menyertakan resep alternatif khusus obat yang kini sulit ditemukan. Misalnya, fluimucil bisa diganti dengan nytex plus.
Simak Video "Video: Sembuh dari Covid Bukan Berarti Aman"
(vyp/up)