Vaksin Moderna, Sinopharm, AstraZeneca, Sinovac, Mana Paling Manjur?

Vaksin Moderna, Sinopharm, AstraZeneca, Sinovac, Mana Paling Manjur?

Nafilah Sri Sagita K - detikHealth
Kamis, 15 Jul 2021 11:00 WIB
Vaksin Moderna, Sinopharm, AstraZeneca, Sinovac, Mana Paling Manjur?
Foto: Agung Mardika
Jakarta -

Indonesia berhasil mencapai target 2 juta dosis vaksinasi COVID-19 per hari. Seperti diketahui, sudah ada vaksin Corona Sinovac, vaksin Sinopharm, vaksin AstraZeneca, dan vaksin Moderna yang tiba di Indonesia.

Berdasarkan data yang dipaparkan Satgas COVID-19, Rabu (14/7/2021), ada 1.994.826 dosis vaksin Corona yang disuntikkan ke penerima dosis pertama dan 420.556 dosis untuk vaksinasi kedua.

Tak sedikit yang bertanya, dari sekian banyak vaksin COVID-19 yang datang di Indonesia, mana sih yang paling manjur? Berikut rangkuman detikcom terkait efikasi vaksin COVID-19 dan efek sampingnya.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

1. Vaksin Moderna

Efikasi:

Vaksin Moderna diketahui memiliki efikasi vaksin paling tinggi dibandingkan semua vaksin COVID-19 yang tiba di Indonesia, yakni 94,1 persen untuk usia 18-65 tahun. Sementara di usia 65 tahun ke atas mencapai 86,4 persen.

ADVERTISEMENT

Efek samping:

  • Nyeri di tempat suntikan
  • Kelelahan
  • Sakit kepala
  • Nyeri otot dan sendi.

Interval dosis vaksin:

28 hari pasca vaksinasi COVID-19 dosis pertama.

Varian baru Corona:

Vaksin Moderna efektif melawan COVID-19 varian baru seperti varian Alpha (Corona B117) yang pertama kali diidentifikasi di Inggris, varian Beta (Corona B1351) yang pertama kali diidentifikasi di Afrika Selatan, varian Gamma (P1) yang pertama kali diidentifikasi di Brazil.

2. Vaksin Sinopharm

Efikasi:

Vaksin Sinopharm memiliki efikasi 78 persen berdasarkan hasil uji klinis Fase III di Uni Emirat Arab. Imunogenitas setelah 14 hari pasca divaksin Sinopharm dosis kedua didapatkan cukup besar di usia dewasa, mencapai 99,52 persen, lansia 100 persen.

Efek samping (reaksi lokal)

  • Bengkak
  • Rasa sakit
  • Kemerahan

Efek samping sistemik

  • Sakit kepala
  • Nyeri otot
  • Demam
  • Batuk

Interval dosis vaksin:

21-28 hari pasca divaksinasi dosis pertama.

Simak lebih lengkap perbedaan efikasi vaksin Corona AstraZeneca dan vaksin Sinovac di halaman berikutnya.

3. Vaksin AstraZeneca

Efikasi:

Vaksin AstraZeneca disebut Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Penny K Lukito memiliki efikasi mencapai 62,1 persen. Terhitung sejak 15 hari pasca menerima dua dosis vaksin COVID-19.

Menurutnya, vaksin AstraZeneca juga terbukti menghasilkan titer antibodi pada usia dewasa dan lansia. "Rata-rata titer antibodi (geometric mean titer) GMT-nya setelah dosis kedua dewasa yaitu 18-60 tahun adalah peningkatan 32 kali. Sedangkan lansia di atas 65 tahun di atas 21 kali," jelasnya

Efek samping reaksi lokal

  • Nyeri pada daerah bekas suntikan
  • Kemerahan
  • Gatal dan pembengkakan.

Reaksi sistemik:

  • Kelelahan
  • Sakit kepala
  • Nyeri otot
  • Nyeri sendi
  • Meriang
  • Demam
  • Mual dan muntah.

Interval dosis vaksin:

12 minggu pasca divaksinasi dosis pertama

Varian baru Corona:

Studi baru menunjukkan vaksin AstraZeneca masih efektif melawan varian baru Corona seperti varian Delta hingga varian Kappa. Penelitian tersebut dilakukan di Universitas Oxford terkait kemampuan antibodi monoklonal dalam darah seseorang yang pulih.

"Hasil studi Oxford dibangun berdasarkan analisis terbaru oleh Public Health England (PHE)," kata perusahaan merujuk otoritas kesehatan di Inggris tersebut.

4. Vaksin Sinovac

Efikasi:

Berdasarkan hasil awal uji klinis vaksin Corona Sinovac di Bandung, efikasi vaksin Sinovac ialah 65,3 persen. Melampaui standar efikasi minimal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) yaitu di atas 50 persen.

Vaksin Corona Sinovac juga aman digunakan pada lansia dan usia anak 12-17 tahun.

Efek samping (reaksi lokal):

  • Nyeri
  • Kemerahan
  • Pembengkakan.

Efek samping sistemik:

  • Myalgia atau nyeri otot
  • Fatigue atau atau kelelahan
  • Demam.

Efek samping pada anak:

  • Sakit kepala
  • Nyeri di tempat suntikan
  • Demam
  • Hidung berair

Varian baru Corona:

Juru bicara Sinovac Liu Pei menyebut, berdasarkan sampel darah dari para penerima vaksin Sinovac, dua dosis vaksin Sinovac menimbulkan reaksi antibodi terhadap varian Delta. Namun, Liu belum memberikan data rinci soal persentase efikasi.

Sementara semua vaksin COVID-19 yang tiba di Indonesia sudah mendapat izin penggunaan darurat (EUL) dari WHO. Namun, perlu diingat, apapun jenis vaksin COVID-19 yang didapat bisa memberikan perlindungan ketimbang tidak divaksinasi COVID-19.

Hal ini sempat diutarakan Wakil Menteri Kesehatan dr Dante Saksono, saat menjawab jenis vaksin COVID-19 apa yang terbaik.

"Jawaban saya, bukan sebagai siapa di Kementerian Kesehatan, tapi sebagai dokter yang sehari-hari bertemu dengan pasien adalah vaksin apa pun yang terbaik asalkan Bapak dan Ibu dapat divaksin, itulah yang terbaik," kata dr Dante beberapa waktu lalu.

Halaman 3 dari 2


Simak Video "Video: Sembuh dari Covid Bukan Berarti Aman"
[Gambas:Video 20detik]
(naf/up)

Berita Terkait