India Tak Terima Jutaan Warganya Disebut Meninggal karena COVID-19

Khadijah Nur Azizah - detikHealth
Jumat, 23 Jul 2021 10:33 WIB
Foto: AP/Altaf Qadri
Jakarta -

Pemerintah India pada Kamis (22/7/2021) menolak studi yang menunjukkan bahwa jutaan orang telah meninggal di negara itu akibat COVID-19, 10 kali lipat dari jumlah resmi yakni 420 ribu orang.

Pada hari Selasa, sebuah studi oleh kelompok riset AS, Pusat Pengembangan Global, menunjukkan bahwa antara 3,4 juta hingga 4,7 juta orang telah meninggal akibat COVID-19 di India, jauh dari angka yang dilaporkan oleh pemerintah. Jika benar, maka angka ini menjadi yang tertinggi di dunia.

Dikutip dari Channel News Asia, studi ini disebut menunjukkan angka pencatatan yang buruk dari tingkat kematian COVID-19 dari rata-rata global. Beberapa negara bagian India kerap merevisi jumlah kematian virus Corona, menambahkan ribuan kematian tak tercatat.

Namun pemerintah India mengatakan pada hari Kamis bahwa itu adalah asumsi yang keliru. Mereka menyebut hasil analisis itu mengabaikan faktor-faktor seperti ras, etnis, konstitusi genomik suatu populasi, tingkat paparan sebelumnya terhadap penyakit lain dan kekebalan terkait yang dikembangkan pada populasi itu.

Otoritas India menambahkan bahwa India telah memiliki strategi pelacakan kontak menyeluruh, ketersediaan luas laboratorium pengujian, dan meski sementara beberapa kasus mungkin tidak terdeteksi, mereka tidak pernah tak mencatat kasus kematian.

Kementerian kesehatan India menyebut informasi dalam analisis itu adalah sesuatu yang bersifat spekulatif dan keliru.

Laporan WHO pada Mei lalu menyebut selama pandemi COVID-19, jumlah orang yang meninggal akibat virus Corona di seluruh dunia sebenarnya tiga kali lebih tinggi dari yang dilaporkan.



Simak Video "Kasus Covid-19 di India Melonjak, Ini Alasannya..."

(kna/fds)
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork