Antisipasi Varian Delta, Negara Ini Suntikkan Booster Vaksin untuk Lansia

Antisipasi Varian Delta, Negara Ini Suntikkan Booster Vaksin untuk Lansia

Vidya Pinandhita - detikHealth
Sabtu, 31 Jul 2021 05:30 WIB
Antisipasi Varian Delta, Negara Ini Suntikkan Booster Vaksin untuk Lansia
Ilustrasi (Foto: Getty Images/Sirachai Arunrugstichai)
Jakarta -

Khawatir akan lonjakan kasus COVID-19 akibat varian Delta, Israel kini mempersiapkan pemberian dosis ketiga vaksin COVID-19 Pfizer kepada orang berusia 60 tahun ke atas. Pemberian booster rencananya dimulai Minggu ini.

Booster vaksin ini diberikan kepada lansia yang sudah mendapat suntikan ke-2 vaksin COVID-19 setidaknya 5 bulan lalu.

"Temuan menunjukkan bahwa ada penurunan kekebalan tubuh dari waktu ke waktu," terang Perdana Menteri Naftali Bennett, dikutip dari BBC, Jumat (30/7/2021).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Tujuan dari dosis tambahan adalah untuk membangunnya kembali, sehingga bisa mengurangi kemungkinan infeksi dan penyakit serius secara signifikan," lanjutnya.

Presiden Isaac Herzog, yang akan berusia 61 tahun pada September 2021 akan menjadi orang pertama yang mendapatkan booster pada Jumat (30/7/2021).

ADVERTISEMENT

Perdana menteri menyebut, sebanyak 2.000 orang dengan sistem kekebalan yang lemah telah menerima dosis ketiga tanpa efek samping yang parah.

Namun di lain sisi, hingga kini belum ada negara lain yang menyetujui pemberian booster vaksin COVID-19 pada masyarakat umum, selain tenaga kesehatan (nakes). Sejumlah ahli juga menyebut, belum ada kejelasan perihal efektivitas booster mengurangi kasus COVID-19.

Dalam riset terbaru di Israel, efikasi vaksin Pfizer disebut berpotensi menurun menjadi 84 persen dalam waktu 4-6 bulan setelah seseorang menerima suntikan dosis lengkap.

Menurut riset tersebut, efikasi 96,2 persen pada Pfizer hanya bertahan seminggu hingga 2 bulan setelah dosis ke-2, dengan penurunan efikasi rata-rata 6 persen setiap dua bulan.

Namun di samping itu, vaksin Pfizer diklaim masih efektif menghadapi varian Delta yang disebut-sebut lebih mudah menular.




(vyp/up)

Berita Terkait