Musisi I Gede Ari Astina alias Jerinx memutuskan untuk menerima vaksin COVID-19. Ia menjatuhkan pilihannya pada vaksin Sinovac, vaksin berbasis inactivated virus.
Keputusan itu diambilnya setelah berkonsultasi dengan seseorang yang disebutnya sebagai virolog dr Indro. Menurutnya, dr Indro menyarankan vaksin Sinovac karena paling sesuai dengan kondisinya.
"Setelah baca2 ilmu dan diskusi dengan virolog Dr Indro (Link utk kontak beliau ada di bio saya) - saya putuskan besok akan mengambil vaxx (vaksin) Sinovac," tulis Jerinx di akun @true_jrx, Minggu (15/8/2021).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dalam kondisi normal, pilih-pilih vaksin COVID-19 memang tidak disarankan. Vaksin terbaik, bagi yang tidak punya kondisi khusus, adalah vaksin yang tersedia dan paling mudah diakses.
Namun ada beberapa kondisi yang memang mengharuskan seseorang untuk pilih-pilih vaksin seperti Jerinx.
Di antaranya:
1. Ibu hamil
Perhimpunan Obstetri dan Ginekologi Indonesia (POGI) merekomendasikan vaksin COVID-19 dengan platform inactivated dan mRNA untuk ibu hamil. Termasuk dalam platform inactivated adalah Sinovac dan Sinopharm, sedangkan mRNA mencakup Pfizer dan Moderna.
Salah satu pertimbangan vaksin inactivated jadi pilihan bagi ibu hamil adalah tidak memiliki kejadian ikutan pasca imunisasi (KIPI) yang berat.
"Dua hal ini lah yang menjadikan dasar bagi kami untuk merekomendasikan ibu hamil untuk divaksin Corona termasuk dengan jenis vaksin Sinovac," kata Sekjen POGI, dr Budi Wiweko, SpOG(K)-FER, MPH.
2. Anak usia 12-17 tahun
Komite Penasihat Ahli Imunisasi Nasional atau Indonesian Technical Advisory Group on Immunization (ITAGI) menetapkan bahwa anak usia 12-17 tahun di Indonesia bisa divaksinasi menggunakan vaksin Sinovac. Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) RI juga telah menerbitkan emergency use authorization (EUA) bagi vaksin Sinovac untuk usia 12-17 tahun.
Di luar negeri, Badan Obat Eropa (EMA) telah memberikan izin penggunaan vaksin Moderna untuk anak usia 12 tahun ke atas karena efek samping yang ditimbulkan bersifat ringan.
Namun, Plt Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kementerian Kesehatan RI, Maxi Rein Rondonowu, menegaskan sejauh ini untuk usia anak 12-17 tahun di Indonesia belum bisa menggunakan Moderna.
"Sepanjang masih ada ketersediaan vaksinnya tidak membeda-bedakan masyarakat... Kecuali umur 12-17 tahun hanya boleh Sinovac," kata dr Maxi saat menjawab pertanyaan siapa saja yang akan mendapat vaksin Moderna.
Pengidap komorbid dan lansia juga termasuk yang pilih-pilih soal vaksin. Selengkapnya di halaman berikut.
3. Pengidap komorbid
Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia (PAPDI) juga memberikan rekomendasi terkait pemberian vaksin Sinovac pada orang yang memiliki komorbid atau penyakit penyerta. Dalam rekomendasi tersebut, orang yang memiliki riwayat alergi hingga penyakit paru termasuk dalam kelompok yang boleh menerima vaksin Sinovac.
4. Lansia
Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) juga telah menerbitkan EUA bagi vaksin Sinovac untuk diberikan pada lansia usia 60 tahun ke atas. Namun, BPOM menyarankan untuk berhati-hati bagi lansia yang berusia di atas 70 tahun.
Kepala BPOM RI Penny K Lukito menyebut tidak ada larangan untuk memberikan vaksin COVID-19 buatan Sinovac-BioTech, CoronaVac, pada lansia di atas usia 70 tahun. Meski begitu, ia menyarankan untuk berhati-hati dan memberikan pendampingan khusus ketika screening.
Simak Video "Video: Sembuh dari Covid Bukan Berarti Aman"
[Gambas:Video 20detik]
(up/up)











































