5 Kondisi Kuku Ini Menandakan Ciri-ciri Sudah Terpapar COVID-19

5 Kondisi Kuku Ini Menandakan Ciri-ciri Sudah Terpapar COVID-19

Nafilah Sri Sagita K - detikHealth
Kamis, 19 Agu 2021 22:45 WIB
5 Kondisi Kuku Ini Menandakan Ciri-ciri Sudah Terpapar COVID-19
Foto: iStock
Jakarta -

COVID-19 masih menjadi ancaman, kini ahli mengungkap ciri-ciri seseorang pernah terpapar COVID-19 dari kondisi kuku. Selama pandemi, perubahan aneh pada kuku jari tangan dan kaki memang kerap dilaporkan.

Para ahli menyebut perubahan pada kuku tersebut mirip dengan perubahan pada kulit saat ruam belakangan menjadi salah satu gejala COVID-19. Masalah kulit dilaporkan terjadi pada 20 persen pasien COVID-19.

Masalahnya, jarang sekali orang memperhatikan kondisi kuku mereka. Namun, kelainan pada kondisi kuku juga tidak selalu berkaitan dengan COVID-19.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Bisa terjadi karena kekurangan vitamin, diabetes, atau trauma. Meski begitu para ahli menegaskan pertanda perubahan pada kuku terkait COVID-19 jelas bukan suatu kebetulan.

"Ada bagian lain dari tubuh di mana virus tampaknya berdampak: kuku," tulis para ahli dalam laporan The Conversation.

ADVERTISEMENT

"Saat ini, bukti yang ada menunjukkan bahwa tidak ada hubungan antara tingkat keparahan infeksi COVID-19 dan jenis atau tingkat perubahan kuku."

Berikut lima ciri-ciri seseorang sudah terpapar COVID-19, yang bisa dilihat dari kuku.

1. Garis

Beberapa pakar meyakini penyintas COVID-19 memiliki garis horizontal di kuku mereka setelah terpapar. Hal ini yang kemudian dianalisis Prof Tim Spector, peneliti utama terkait gejala COVID-19 dari Kings's College London.

Dinamai garis Mees, kondisi itu juga biasanya terjadi akibat dari gagal jantung, hiingga penyakit menular seperti malaria dan kanker limfoma.

Tetapi tanpa penyebab lain yang jelas, bisa jadi itu garis tersebut adalah pertanda infeksi COVID-19.

Dalam laporan jurnal di Spanyol, pria berusia 47 tahun Juni lalu mengalami perubahan pada kukunya. Tampak garis tebal seperti pita putih di tengah kuku, 45 hari pasca dites positif Corona.

Para penulis dari Spanyol mengatakan mereka mengira perubahan kuku seperti itu di masyarakat umum mungkin tidak dilaporkan karena tidak menjadi perhatian.

2. Ridges

Tonjolan halus serupa di kuku, secara medis disebut garis beau telah dilaporkan pada pasien COVID-19. Dokter di Kanada baru-baru ini menemukan kasus tersebut terjadi di pria berusia 45 tahun.

Dirinya memiliki lekukan di semua kuku jari tangan dan kaki, sekitar 5 milimeter dari dasar kuku. Tonjolan itu dinilai menjadi fakta pertanda infeksi COVID-19 karena ia dinyatakan positif 3 bulan lalu.

3. Red half moon

Setiap orang mungkin memiliki bentuk bulan sabit di dasar kuku-nya masing-masing. Namun, beberapa pasien Corona di AS menunjukkan warna bentuk bulan sabit di kuku mereka berubah menjadi kemerahan.

Sala satunya terjadi di wanita berusia 37 taun. Dirinya melihat warna kemerahan muncul di atas bentuk bulan sabit tersebut, dua hari setelah mengeluhkan gejala COVID-19.

Namun, kondisi tersebut akhirnya kembali normal selama satu minggu setelah terpapar. Menurut peneliti, tanda tersebut juga bisa menunjukkan adanya peradangan pada sistem pembuluh darah.

4. Warna oranye pada ujung kuku

Tanda infeksi COVID-19 lainnya terlihat di ujung kuku yang berubah menjadi warna oranye. Dilaporkan pada seorang wanita tua di Italia, perubahan warna ini terjadi hingga 16 minggu setelah didiagnosis COVID-19.

Para ahli mengatakan mereka menjalankan tes yang membuktikan adanya antibodi COVID-19 pada wanita tersebut. Namun, mereka meyakini perubahan warna ini juga sebenarnya bisa disebabkan oleh penyakit lain.

"Perlu dicatat bahwa kelainan kuku dapat memberikan informasi yang berguna mengenai penyakit sistemik yang mendasarinya. Misalnya, kuku kuning dan telangiectasia dasar kuku bisa menjadi tanda penyakit paru obstruktif kronis, dan melanonychia dapat terlihat pada infeksi virus."

5. Kuku tampak terangkat

Onikomadesis juga diyakini disebabkan infeksi coronavirus. Kondisi ini terjadi saat kuku tampak terpisah dari kulit.

Meski begitu, kondisi tersebut juga terlihat pada infeksi lain, terutama penyakit kaki dan mulut, penyakit autoimun dan obat-obatan. Seorang wanita yang rerpapar COVID-19 dan dirawat di RS selama tiga bulan mengaku mengalami kondisi kuku terpisah.

"Kuku dianggap sebagai reservoir virus dengan potensi berperan dalam penularan oleh beberapa pasien, meskipun ini masih belum jelas."

Halaman 2 dari 2


Simak Video "Video: Sembuh dari Covid Bukan Berarti Aman"
[Gambas:Video 20detik]
(naf/up)

Berita Terkait