Fakta-fakta Varian Corona C.1.2 Asal Afsel, Berpotensi Lebih Menular dari Delta?

Fakta-fakta Varian Corona C.1.2 Asal Afsel, Berpotensi Lebih Menular dari Delta?

Sarah Oktaviani Alam - detikHealth
Selasa, 31 Agu 2021 19:16 WIB
Fakta-fakta Varian Corona C.1.2 Asal Afsel, Berpotensi Lebih Menular dari Delta?
Foto: Getty Images/loops7
Jakarta -

Baru-baru ini, ilmuwan asal Afrika Selatan mendeteksi adanya varian Corona baru yang memiliki banyak mutasi. Varian tersebut dikenal dengan nama C.1.2 yang pertama kali teridentifikasi di Afrika Selatan pada Mei 2021 lalu.

Diketahui varian C.1.2 itu telah menyebar ke sebagian besar provinsi Afrika Selatan dan tujuh negara lain di Afrika, Eropa, Asia, hingga Oseania. Para ilmuwan meyakini varian C.1.2 ini memiliki banyak mutasi dari varian-varian lain.

Keberadaan mutasi inilah yang diduga membuat varian C.1.2 ini mudah menular dan membuat sensitivitas terhadap antibodi penetralisir menurun. Meski begitu, mereka belum mengetahui pasti perilaku varian ini karena tes laboratorium masih dilakukan.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Berikut beberapa fakta soal varian C.1.2 yang dikutip dari The Guardian.

1. Termasuk kelompok VoC atau VoI?

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan varian C.1.2 ini belum memenuhi kriteria sebagai variant of concern (VoC) atau variant of interest (VoI).

Syarat untuk dikelompokkan dalam VoC adalah varian tersebut harus menunjukkan peningkatan penularan, virulensi atau perubahan penyakit klinis, penurunan efektivitas kesehatan masyarakat, serta tindakan sosial.

ADVERTISEMENT

Sementara syarat untuk VoI adalah varian tersebut harus terbukti mampu menyebabkan penularan komunitas di beberapa klaster dan sudah terdeteksi di banyak negara. Tetapi, belum tentu terbukti lebih ganas atau menular.

2. Mengapa varian C.1.2 disebut lebih berbahaya?

Ahli virus sekaligus dosen imunologi dan penyakit menular di Central Clinical School University of Sydney, Dr Megan Steain, mengatakan itu karena mutasi yang ada di dalam varian C.1.2.

"Varian ini memiliki beberapa mutasi kunci yang kita lihat di varian lain yang telah menjadi variant of concern atau varian of interest," jelas Dr Steain.

"Setiap kali kami melihat mutasi tertentu itu muncul, kami mengawasinya untuk melihat apa yang akan dilakukannya. Mutasi ini bisa mempengaruhi berbagai hal, seperti apakah ia (varian) menghindari respon imun atau menular lebih cepat," lanjutnya.

3. Apakah varian C.1.2 ini bisa menghilang?

Menurut Dr Steain, varian COVID-19 yang bermunculan ini bisa menghilang sebelum menjadi menyebabkan masalah yang besar. Itu karena banyak varian virus yang sangat rapuh.

"C.1.2 harus cukup bagus, cukup kuat, dan cukup cepat untuk bisa mengalahkan varian Delta dalam tahap ini. Saya pikir, kita masih berada pada titik di mana ini (varian C.1.2) bisa mati, prevalensinya sangat rendah," jelasnya.

"Kami melihat ini pada varian Beta dan variant of concern lainnya yang menyebar dengan cukup baik. Tetapi, kemudian mereka tidak mampu bertahan dan disusul varian lain yang mampu menular lebih cepat. Jadi mereka pada dasarnya mati," ujar Dr Steain.

Apakah vaksin yang ada saat ini masih mampu melawan varian C.1.2? Klik ke halaman selanjutnya.

4. Apakah vaksin masih mampu melawan varian C.1.2?

Dr Steain menduga mungkin saja vaksin COVID-19 tidak mampu menetralisir dengan baik varian C.1.2 ini. Dugaan ini muncul setelah melihat beberapa mutasi yang dimiliki varian tersebut yang mirip dengan varian Beta dan Delta.

"Jadi, kami pikir mungkin vaksin tidak akan menetralisir sebaik melawan strain leluhur. Tetapi, sampai kami benar-benar melakukan eksperimen, itu masih spekulatif,"

"Kita harus ingat bahwa sejauh ini vaksin mampu bertahan dengan sangat baik dalam hal mencegah infeksi parah, rawat inap, serta kematian akibat varian. Mereka (vaksin) sangat pandai mencegahnya,"

5. Apa tindakan selanjutnya?

Sampai saat ini, para peneliti di Institut Nasional untuk Penyakit Menular masih terus memantau frekuensi varian itu. Mereka masih mengumpulkan data-data terkait varian C.1.2 ini.

"Kami berhati-hati tentang implikasinya, sementara kami mengumpulkan lebih banyak data untuk memahami virus dari garis keturunan ini," kata para peneliti di Institut Nasional untuk Penyakit Menular.

"Berdasarkan pemahaman kami tentang mutasi pada varian ini, kami menduga bahwa itu mungkin dapat menghindari sebagian dari respons imun. Tetapi, meski demikian vaksin masih akan memberikan perlindungan tinggi terhadap rawat inap dan kematian," pungkasnya.

Halaman 2 dari 2


Simak Video "Video: Waduh! Varian Covid-19 'Stratus' Mendominasi RI, Apakah Berbahaya?"
[Gambas:Video 20detik]
(sao/kna)

Berita Terkait