Seiring marak keluhan warga soal sulit dapat vaksin COVID-19, ada juga yang melaporkan kendala data. Misalnya AD (47) asal Surabaya. Sudah mondar-mandir lokasi vaksinasi, hingga kini ia tak kunjung mendapat vaksin lantaran selalu kehabisan stok. Ironisnya, ia yang sama sekali belum vaksin tiba-tiba mendapat SMS tautan sertifikat vaksin yang bukan atas namanya.
Sebelumnya, AD sempat mendaftar vaksinasi COVID-19 di Puskesmas dekat tempat tinggalnya secara online. Beberapa hari setelah mendaftar, dalam keadaan belum disuntik, AD menerima SMS berisi tautan sertifikat vaksin. Namun, nama yang tertera dalam sertifikat tersebut bukan nama AD.
"Sebelumnya saya pernah mendaftar di PeduliLindungi tapi gagal divaksin karena nomor HP saya tertukar dengan orang lain," ujar AD pada detikcom, Rabu (1/9/2021).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Beberapa hari setelah mendaftar saya dapat SMS saya mendapat sertifikat vaksin tapi atas nama orang lain," lanjutnya.
Ia menduga, kejadian tersebut disebabkan kesalahan pemasukkan data nomor telepon oleh petugas vaksinasi. Namun lantaran tak ada info nomor telepon yang bisa dihubungi termasuk dari Puskesmas, AD belum melakukan pelaporan lebih lanjut terkait insiden tersebut.
"Sepertinya kesalahan admin saat menginput nomor HP. Jadi setelah itu saya dianggap sudah divaksin," ujar AD.
Warga yang mengalami kejadian serupa harus apa?
Pengalaman serupa AD sempat dilaporkan oleh warga lain asal Jakarta Selatan pada awal Agustus 2021. Dalam kasus tersebut, warga tak bisa menerima vaksin COVID-19 sebab NIK-nya terdata telah digunakan, namun atas nama orang lain.
"Kesalahan input satu digit saja akan sangat berdampak. Bisa terjadi kesalahan di faskes atau di diri sendiri (saat meng-input NIK)," ujar Sekretaris Jenderal Kementerian Kesehatan saat itu, Oscar Primadi, dalam konferensi pers, Jumat (6/8/2021).
"Kita membuka ruangan call center yang bisa diakses anytime. Bisa melalui email atau telepon 119. (NIK digunakan orang lain) tidak ada latar belakang kesengajaan, saya yakin ini karena ada human error seperti salah input," lanjutnya.
Dalam kesempatan lainnya, juru bicara vaksinasi COVID-19 Kemenkes dr Siti Nadia Tarmizi mengingatkan masyarakat untuk melakukan double-check demi meminimalkan risiko salah input data saat vaksinasi COVID-19.
"Pastikan setelah vaksinasi cek kembali identitasnya apakah sudah sesuai atau tidak, karena kalau beda kan nanti kalau dicek untuk syarat-syarat lain tidak ada ya atau tidak sesuai dan segera lakukan perbaikan saat itu juga," beber dr Nadia pada detikcom.
(vyp/up)











































