Pemerintah telah mengizinkan pembelajaran tatap muka (PTM) terbatas untuk wilayah PPKM dengan status level 1-3. PTM terbatas bisa digelar sesuai dengan syarat dan aturan yang ketat.
Meski sudah menerapkan sejumlah aturan dan protokol kesehatan ketat, tak jarang orang tua masih khawatir jika sang anak bisa tertular dari lingkungan luar.
dr Ariani Dewi Widodo, Sp.A (K) menyebut, penularan saat PTM bisa dicegah dengan protokol kesehatan yang ketat. Maka itu, dibutuhkan peran orang tua untuk mengajarkan anak apa saja yang boleh dan tidak boleh dilakukan saat PTM.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ajarkan dari awal menggunakan masker, tidak melepas masker selama di sekolah, cara mencuci tangan, tidak makan bersama. Di rumah anggota keluarga juga harus sudah vaksin semua," ujarnya dalam tayangan e-Life detikcom, Jumat, (3/9/2021).
Namun, jika anak menunjukkan gejala seperti tidak enak badan, demam, batuk, atau pilek, dr Ariani tidak menyarankan anak untuk ikut PTM.
Ia juga menjelaskan, anak memang berpotensi terpapar COVID-19. Namun, biasanya ada di tahap ringan.
"Anak bisa terkena Covid. Dari total populasi yang terkena Covid, 12,5% nya anak-anak. Cenderung tidak berat karena reseptor virus masih sedikit," ujarnya.
Gejala atau tanda Covid pada anak juga sedikit berbeda. Anak biasanya menunjukkan adanya gangguan pada saluran pencernaan.
"Gejala saluran cerna itu cukup dominan sebetulnya. Karena reseptor yang menerima virus tersebut adanya di saluran napas dan di saluran cerna," lanjutnya.
Menurut dr Ariani, berikut adalah gejala Covid pada anak yang paling umum.
- Demam
- Batuk
- Pilek
- Maag
- Diare
- Sakit perut
- Mual
Selain melihat tanda-tanda tersebut, perlu juga untuk mengecek riwayat kontak anak dan mengecek suhu tubuh anak secara berkala. Karena jika ada riwayat kontak, berarti risiko untuk terinfeksi menjadi lebih tinggi.
"Cek suhu rutin. Apalagi anak yang lebih besar itu sering tidak terdeteksi jika ada demam," ujar dr Ariani.
(kna/kna)











































