Kasus COVID-19 di beberapa wilayah di Indonesia, khususnya DKI, mengalami penurunan. Namun bukan berarti virus Corona sudah hilang karena kita masih berperang melawan COVID-19.
Tidak sedikit kasus yang menunjukkan kenaikan mobilitas yang sejalan dengan peningkatan jumlah kasus, seperti yang terjadi pada libur Idul Fitri pada Mei lalu yang menyebabkan kenaikan eksponensial sehingga tingkat positivity rate sempat mencapai 33 persen.
Meski tingkat positivity rate saat ini kurang dari 5 persen dan adanya perkembangan tren penanganan COVID-19, Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta agar hal ini tidak dijadikan euforia. Terlebih baru-baru ini terjadi kerumunan di salah satu kafe di Kemang, Jakarta Selatan, yang melanggar PPKM level 3 DKI.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Jangan sampai informasi ini disalahartikan bahwa sudah boleh ini, sudah boleh itu, ini yang berbahaya," katanya dalam evaluasi pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) di Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (6/9/2021).
"Ini penting sekali, supaya tidak terjadi euforia yang berlebihan, senang-senang yang berlebihan," tegasnya.
Menurunnya status level COVID-19 di sejumlah kabupaten/kota juga dibarengi dengan pembukaan kembali resto, mal, dan lokasi wisata outdoor. Pelonggaran ini sayangnya dimaknai oleh banyak orang untuk beramai-ramai berwisata atau revenge travel.
(kna/up)











































