Penggagas Komunitas Pejuang Vaginismus, Dian Mustika, menceritakan pengalamannya ketika mengidap penyakit vaginismus. Dalam tayangan e-Life, Jumat (10/9/2021), ia mengungkapkan telah mengidap penyakit tersebut selama dua tahun.
Dian mengaku selama dua tahun itu ia takut memeriksakan diri ke dokter. Bahkan, ia juga menahan diri bercerita kepada orang terdekat karena takut mendapatkan respons negatif.
"Akhirnya aku memendam semua dan itu hanya mengandalkan pada internet, bahkan aku waktu itu sama sekali nggak tahu aku tuh harus memeriksakannya ke mana. Ini tuh sebenarnya penyakit apa, ini tuh kondisinya apa, apakah aku harus ke dokter kandungan, apakah aku harus ke dokter ahli jiwa," kata Dian.
Dian mengaku masih bisa berjuang selama tahun pertama. Namun, menjelang tahun kedua, dirinya mulai merasa stres hingga hampir depresi karena selalu mengalami kegagalan dalam hubungan rumah tangga.
"Udah mulai down, stres, hampir frustasi, depresi, udah sampe ada kalimat di mana kita lebih baik berpisah saja. Itu sudah hampir keluar, karena ya mau buat apa rumah tangga tidak ada hubungan seksual tuh rasanya kayaknya bukan nggak afdol gitu ya kayak bukan suami istri," ungkap Dian.
Hingga akhirnya ia menemukan salah satu artikel di internet yang cukup menjawab pertanyaannya. Ia pun memutuskan untuk menjalani terapi pada tahun kedua. Keputusan itu juga telah disepakati oleh sang suami.
"Jadi nggak berpikir panjang gitu ya, karena memang satu-satunya jawaban yang aku dapat pada saat itu. Sudah ada solusinya ya sudah, ayo kita terapi untuk nyembuhin karena memang bisa disembuhkan," tuturnya.
Bentuk komunitas pejuang vaginismus
Dian mengatakan, bahwa proses penyembuhan penyakitnya cukup mudah dan lancar. Setelah berhasil sembuh dari vaginismus, ia merasa terpanggil untuk menolong sesama pengidap. Atas dasar itulah dirinya membentuk komunitas berisi para pejuang vaginismus.
"Aku ngerasain gimana sulitnya mendapatkan informasi. Jadi pada saat aku pertama kali mengalami kendala penetrasi seksual, itu aku langsung search dengan berbagai macam keyword. Memang yang keluar itu vaginismus, tapi aku ngerasa tidak mendapatkan solusi dari berbagai macam artikel di situ," tuturnya.
Setelah mendirikan komunitas dan bertemu dengan ratusan pengidap, ia merasa cukup beruntung mendapatkan dukungan dari sang suami. Pasalnya, banyak dari mereka yang tidak mendapat dukungan dari orang terdekatnya.
"Jadi di sini (komunitas) memberikan wadah untuk teman-teman untuk memberikan cerita tanpa ada yang menghakimi, membully, ngeremehin, nggak ada yang bilang 'kamu cuma rileks' dan segala macemnya, itu nggak ada. Karena aku ngerti banget gimana mau cerita tapi ada ketakutan nanti mendapatkan respon yang nggak menyenangkan," kata Dian.
Simak Video "Mengenal Teknologi Chip 'Vagina': Fungsi hingga Cara Kerja"
[Gambas:Video 20detik]
(fds/fds)