Efek Samping Vaksin Sinovac dari Ringan hingga Sedang serta Cara Mengatasinya

Efek Samping Vaksin Sinovac dari Ringan hingga Sedang serta Cara Mengatasinya

Vidya Pinandhita - detikHealth
Selasa, 14 Sep 2021 13:16 WIB
Efek Samping Vaksin Sinovac dari Ringan hingga Sedang serta Cara Mengatasinya
Foto: Agung Pambudhy
Jakarta -

Seiring upaya penanganan pandemi COVID-19, pemerintah menggencarkan vaksinasi COVID-19. Salah satu merek vaksin yang digunakan yakni Sinovac, vaksin COVID-19 pertama yang disuntikkan pada Presiden Joko Widodo dan digunakan di RI dalam vaksinasi gelombang pertama menyasar tenaga kesehatan (nakes). Digunakan hingga kini, apa saja efek samping vaksin Sinovac?

Kementerian Kesehatan menyebut pada dasarnya vaksin tidak menimbulkan efek samping pada tubuh. Namun pada beberapa orang, sistem kekebalan tubuh bereaksi dengan antigen yang terkandung dalam vaksin sehingga muncul reaksi lokal seperti nyeri, dan reaksi sistemik antara lain demam.

Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) mengeluarkan izin penggunaan darurat (EUA) untuk vaksin Corona Sinovac yaitu CoronaVac pada Januari 2021. Dengan efikasi sebesar 65,3 persen berdasarkan analisis interim hasil uji klinis di Bandung, vaksin Sinovac dinilai mencukupi standar efikasi vaksin oleh WHO yakni sebesar 50 persen.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Perihal efek samping, data uji klinis yang disebutkan BPOM menunjukkan tidak ada efek samping membahayakan dari vaksin COVID-19 Sinovac. Efek samping yang ditemukan tergolong ringan hingga sedang.

"Secara keseluruhan menunjukkan vaksin COVID CoronaVac aman dengan kejadian efek samping yang ditimbulkan ringan hingga sedang, yaitu efek samping lokal berupa nyeri, iritasi, pembengkakan, serta efek samping sistemik berupa nyeri otot, fatigue, dan demam," jelas Kepala BPOM Penny K Lukito dalam konferensi pers virtual, Senin (11/1/2021).

ADVERTISEMENT

Penny memaparkan efek samping Sinovac dengan derajat terberat yang dilaporkan terjadi setelah penyuntikan vaksin mencakup sakit kepala, gangguan pada kulit, dan diare. Akan tetapi, efek samping ini hanya terjadi sebanyak 0,1 hingga 1 persen.

Ia menegaskan efek samping tidak berbahaya. Pasalnya, efek samping ini bisa segera pulih kembali setelah orang menerima suntikan vaksin COVID-19.

"Frekuensi efek samping dengan derajat berat sakit kepala, gangguan di kulit, atau diare yang dilaporkan hanya sekitar 0,1 -1 persen," beber Penny.

"Efek samping tersebut merupakan efek samping yang tidak berbahaya dan dapat pulih kembali. Secara keseluruhan, kejadian efek samping ini juga dialami pada subjek yang mendapatkan plasebo," sambungnya.

Lalu, apa saja efek samping vaksin Sinovac lainnya? Klik halaman selanjutnya untuk daftar lebih lengkap.

Berdasarkan hasil pemantauan selama tiga bulan, Penny menyebut vaksin Sinovac aman digunakan, termasuk setelah penyuntikan dosis lengkap atau dosis kedua. Berikut daftar temuan efek samping ringan hingga sedang berdasarkan hasil pemantauan:

Efek samping lokal:

  • nyeri
  • indurasi atau iritasi
  • kemerahan
  • pembengkakan

Efek samping sistemik:

  • myalgia atau nyeri otot
  • fatigue atau kelelahan
  • demam

Bolehkah minum obat untuk meredakan efek samping?

Sejauh ini, tidak ada larangan minum parasetamol untuk meredakan demam dan nyeri setelah vaksinasi COVID-19 jika memang memerlukan. Akan tetapi, minum obat tak diharuskan lantaran umumnya, keluhan nyeri dan demam setelah vaksin akan hilang dengan sendirinya tanpa konsumsi obat.

Namun ditegaskan, minum parasetamol sebelum vaksin tidak dianjurkan untuk mengantisipasi efek samping vaksin Sinovac.

Halaman 2 dari 2


Simak Video "Bantahan Kemenkes soal Narasi Mpox Efek Samping Vaksin Covid-19"
[Gambas:Video 20detik]
(vyp/kna)

Berita Terkait