Juru bicara vaksinasi COVID-19 dr Siti Nadia Tarmizi menanggapi soal isu penurunan efikasi vaksin Sinovac 6 bulan pasca disuntik. Ia membenarkan adanya penurunan efikasi tapi masih di atas syarat efikasi dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
"Penelitian tidak mengatakan turun jadi 50 persen ya. Ada penurunan tapi masih diatas dari syarat efikasi WHO," katanya saat dihubungi detikcom, Jumat (1/10/2021).
Terkait pemberian vaksin dosis ketiga atau booster, pemerintah memang merencakan akan diberikan kepada masyarakat umum pada 2022. Namun rencana ini masih harus menunggu rekomendasi dari para ahli.
"Mengenai perlunya booster pada non-nakes kita tunggu ya selesainyaa publikasi ilmiahnya dan juga rekomendasi WHO," ujarnya kemudian.
Sebelumnya Ketua Tim Riset Uji Klinis Vaksin COVID-19 Sinovac di Bandung, Indonesia, Prof Kusnandi Rusmil mengungkap efikasi vaksin Sinovac berkurang setelah melampaui 3 hingga 6 bulan. Dari semula didapat 65,3 persen kini berkisar di 50 persen.
Meski demikian ia menegaskan bahwa tubuh masih memiliki antibodi untuk melawan COVID-19 meski efikasi vaksin dilaporkan turun.
"Kalau antibodi dia masih ada, masih bertahan. Seandainya orang itu kena penyakit, antibodi yang dihasilkan pasca divaksinasi, bisa menstimulasi kekebalan tubuh. Jadi tidak usah khawatir," terang Prof Kusnandi.
Simak Video "Video: Kemenkes Bicara Deretan Penyakit yang Jangkit Korban Banjir Sumatera"
(kna/up)