Cegah Gelombang COVID, Satgas Ajak Warga Pahami Sebab Transmisi Virus

Cegah Gelombang COVID, Satgas Ajak Warga Pahami Sebab Transmisi Virus

Yudistira Imandiar - detikHealth
Rabu, 06 Okt 2021 11:59 WIB
Cegah Gelombang COVID, Satgas Ajak Warga Pahami Sebab Transmisi Virus
Foto: Agung Pambudhy
Jakarta -

Angka kasus COVID-19 di Indonesia sudah dalam tren menurun sejak Agustus 2021. Namun, Satgas COVID-19 meminta semua pihak termasuk masyarakat untuk waspada dan mengantisipasi terjadinya gelombang baru COVID-19.

Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Prof Wiku Adisasmito menerangkan penyebaran COVID-19 tidak hanya dipicu transmisi virus SARS-COV-2. Ada sejumlah faktor lain yang dapat mengamplifikasi sebaran virus.

"Misalnya dinamika evolusinya dan perilaku manusia yang mendukung peningkatan transmisinya yang cukup khas di tiap-tiap wilayah," jelas Wiku dikutip dari laman satgascovid19.go.id, Rabu (6/10/2021).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Wiku mengulas gelombang pertama COVID-19 pada akhir 2019 dan awal 2020 terjadi hampir di seluruh negara. Hal itu dikarenakan masih rendahnya pemahaman terkait penyakit ini termasuk para ahli dan ilmuwan di bidang penyakit menular. Penyebaran COVID-19 dari Wuhan ke negara-negara lain terjadi akibat mobilitas yang besar antarnegara saat itu.

Mobilitas yang besar ini menyebabkan COVID-19 menjadi pandemi. Sementara itu, gelombang kedua dipicu Kemunculan dan varian of concern (VOC) seperti Alfa, Beta, Gamma dan Delta di beberapa negara, seperti Inggris, Afrika Selatan dan India. VOC yang tidak disertai dengan penjagaan mobilitas antarnegara menyebabkan gelombang kedua menjalar ke negara-negara tetangga. Bahkan negara di Asia Tenggara seperti Thailand dan Indonesia.

ADVERTISEMENT

Studi dari Rusia tahun 2021 mengenai analisis regresi data COVID-19 dari 35 negara di dunia menyatakan mayoritas penyebaran varian baru di beberapa negara tersebut terjadi akibat pergerakan domestik yang memperparah penyebaran varian impor.

Sementara itu, di Spanyol, Jepang, dan Korea Selatan, peningkatan signifikan terjadi akibat penularan di komunitas atau klaster. Orang yang terpapar COVID-19 umumnya berasal dari kelompok yang sama, seperti klaster ibu hamil dan anak-anak di Spanyol, serta klaster perkantoran di Jepang.

Selanjutnya gelombang ketiga yang terjadi di Kentucky, Amerika Serikat, disebabkan oleh distribusi varian baru yaitu R1 dan varian Mu di Colombia. Selain itu pembukaan sektor sosial ekonomi yang tidak disertai kepatuhan protokol kesehatan yang tinggi, menyebabkan lonjakan kasus di Singapura, juga beberapa negara di Eropa dan Afrika.

Walaupun saat ini Indonesia telah mulai melakukan kegiatan produktif secara bertahap bertingkat, dan berlanjut, Wiku mengimbau masyarakat harus tetap berhati-hati dalam beraktivitas. Jangan serta merta melupakan pentingnya proteksi protokol Kesehatan baik memakai masker menjaga jarak dan menjauhi kerumunan.

"Kepatuhan ini merupakan kunci mencegah timbulnya gelombang baru," tegas Wiku.




(ega/ega)

Berita Terkait