Antibodi Vaksin Vs Infeksi COVID-19 Alami, Mana yang Lebih Tahan Lama?

Antibodi Vaksin Vs Infeksi COVID-19 Alami, Mana yang Lebih Tahan Lama?

Sarah Oktaviani Alam - detikHealth
Senin, 11 Okt 2021 17:31 WIB
Antibodi Vaksin Vs Infeksi COVID-19 Alami, Mana yang Lebih Tahan Lama?
Ilustrasi Corona. (Foto : Getty Images/iStockphoto/Pornpak Khunatorn)
Jakarta -

Salah satu cara yang disebut mampu mengatasi pandemi COVID-19 adalah dengan membentuk kekebalan kelompok atau herd immunity. Untuk mencapainya ada dua cara, yaitu dengan antibodi tubuh atau imunitas dari vaksin maupun infeksi COVID-19 alami.

Para peneliti mengklaim bahwa vaksin COVID-19 yang ada saat ini menawarkan perlindungan yang lebih baik dibandingkan antibodi alami. Maka dari itu, banyak ahli yang menyarankan mereka yang pernah terinfeksi untuk tetap mendapatkan vaksin COVID-19.

Menurut para ahli di King's College London dan perusahaan teknologi kesehatan ZOE, antibodi dari infeksi alami mampu menghentikan 65 persen terjadinya reinfeksi atau infeksi ulang. Sementara vaksin, seperti AstraZeneca memberikan antibodi sekitar 71 persen dan Pfizer 80 persen setelah enam bulan.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Meski keduanya memiliki kemampuan yang baik dalam melindungi tubuh dari virus Corona, tetapi sulit untuk mengetahui perlindungan mana yang terbaik. Dari jutaan orang yang terinfeksi COVID-19 tidak menguji seberapa besar antibodi yang mereka punya, sehingga sulit untuk menghitung perlindungannya secara akurat.

Satu studi menemukan bahwa antibodi alami bisa menawarkan perlindungan 3 kali lebih banyak dari infeksi dibandingkan dua dosis vaksin Pfizer. Tetapi, tim ZOE mengatakan mereka yang tertular COVID-19 dan divaksinasi memiliki pertahanan terkuat untuk melawan virus Corona.

ADVERTISEMENT

"Orang yang tertular COVID-19 kemudian divaksinasi kemungkinan akan mempertahankan tingkat perlindungan yang lebih tinggi," tulis peneliti yang dikutip dari Daily Mail, Senin (11/10/2021).

Profesor Tim Spector mengatakan ini adalah kabar yang sangat positif untuk meningkatkan antibodi yang efektif dan tahan lama dari COVID-19.

"Ini juga merupakan bukti kuat untuk mendukung perlunya vaksinasi, bahkan bagi mereka yang sudah terkena COVID-19," kata Spector.

Ahli imunologi di University of Reading Dr Alexander Edwards, mengatakan antibodi dari infeksi alami mungkin bisa melindungi diri. Tetapi, virus termasuk COVID-19 ini memiliki cara untuk bisa menghindar dari kekebalan. Untuk itu, vaksin COVID-19 masih sangat dibutuhkan.

"Di satu sisi, sistem kekebalan kita sangat brilian dalam menanggapi banyak infeksi yang berbeda. Namun, virus termasuk COVID-19 memiliki trik yang memungkinkan mereka menghindari kekebalan," jelasnya.

"Sebaliknya, vaksin dirancang murni untuk mempromosikan kekebalan yang kuat secara langsung terhadap target virus yang paling penting. Mereka (vaksin) memberikan perlindungan yang sangat baik," lanjut Dr Edwards.

Menurut Dr Edwards, antibodi yang didapat setelah vaksinasi jauh lebih tinggi dibandingkan akibat infeksi alami. Sebab, vaksin mengandung 'antibodi penetral virus' yang mengikat dan membersihkan virus di tubuh.

"Apa yang mereka lakukan adalah mengikat dan membersihkan virus, mencegahnya memasuki sel kita," pungkasnya.




(sao/kna)

Berita Terkait