Rela Ngantre Berjam-jam Demi 'Roti Isi' Subway, Termasuk FOMO?

Rela Ngantre Berjam-jam Demi 'Roti Isi' Subway, Termasuk FOMO?

Khadijah Nur Azizah - detikHealth
Jumat, 15 Okt 2021 16:39 WIB
Rela Ngantre Berjam-jam Demi Roti Isi Subway, Termasuk FOMO?
Subway Indonesia. (Foto: Khadijah Nur Azizah/detikHealth)
Jakarta -

Hingga sore hari, puluhan orang masih antre di gerai pertama Subway Indonesia, yang berlokasi di Cilandak Town Square, Jakarta Selatan. Untuk mendapatkan seporsi roti isi asal Amerika Serikat ini juga butuh perjuangan, nggak satu-dua jam.

"Aku dari jam 10 pagi, tadi bahkan ada yang dari jam 8 sebelum mal buka," kata salah seorang pengunjung.

Demi menjaga agar tidak ada penumpukan dan kerumunan, pihak Subway membuat skema antrean. Ada tiga antrean yang harus dilalui pengunjung sebelum bisa mencicipi roti isi ini.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Subway memang punya daya tarik sendiri. Waralaba makanan ini sering 'tampil' di berbagai drama Korea yang menjadikan banyak Kpopers rela antre berjam-jam demi menjajal makanan ini.

"Penasaran banget. Biasanya cuma bisa lihat di drama Korea. Sekarang jadi bisa makan juga pas nonton," kata pengunjung lainnya.

ADVERTISEMENT

Fenomena FOMO atau Fear of Missing Out mengacu pada perasaan atau persepsi bahwa orang lain bersenang-senang, menjalani kehidupan yang lebih baik, atau mengalami hal-hal yang lebih baik daripada dirinya. Ini bisa melibatkan rasa iri yang mendalam dan mempengaruhi harga diri.

Hal ini seringnya diperparah oleh hadirnya situs media sosial seperti Instagram dan Facebook. Ini juga dibenarkan oleh psikolog klinis & Co-Founder Ohana Space, Kantiana Taslim.

"Namanya 'Fear of Missing Out', bisa saja disertai rasa takut mereka nggak mengalami. Kok orang lain kelihatannya bisa having fun, bisa menjalani hidupnya dengan lebih happy? Kalau aku nggak mengalami, nggak bisa having fun dong?" kata Kantiana.

Nggak cuma muda-mudi, FOMO dapat dialami oleh orang-orang dari segala usia. Dikutip dari Very Well Mind, satu studi di jurnal Psychiatry Research menemukan bahwa rasa takut ketinggalan terkait dengan penggunaan smartphone dan media sosial yang lebih besar dan bahwa tautan ini tidak terkait dengan usia atau jenis kelamin.

FOMO diperparah dengan adanya media sosial. Kok bisa? Cek halaman selanjutnya.

Dalam artikel lain yang diterbitkan di Computers and Human Behavior menemukan beberapa tren yang terkait dengan FOMO. Rasa takut kehilangan ditemukan terkait dengan perasaan rendahnya pemenuhan kebutuhan seseorang serta perasaan kepuasan hidup yang lebih rendah secara umum.

FOMO sangat terkait dengan keterlibatan yang lebih tinggi di media sosial, seperti yang disarankan oleh penelitian lain, tampaknya FOMO terkait dengan perasaan perlunya terlibat dalam media sosial dan meningkatkan keterlibatan itu. Ini berarti bahwa FOMO dan kebiasaan media sosial dapat berkontribusi pada siklus negatif untuk mengabadikan diri.

Sedikit informasi, tim detikcom juga mencoba menjajal Subway dan ingin tahu berapa lama sih waktu yang dibutuhkan untuk mengantre. Sejak datang pukul 11.30, sampai artikel ini tayang, tim detikcom masih setia mengantre, dan belum mendapat giliran mencicipi sandwich asal AS ini.

Halaman 2 dari 2


Simak Video "Plantar Fasciitis, Ancaman Serius Para Pelari"
[Gambas:Video 20detik]
(kna/up)
F.O.M.O Roti Isi
10 Konten
Kerumunan terjadi di gerai Subway Indonesia yang baru saja buka di Cilandak Town Square, Jakarta Selatan. Sampai rela mengabaikan protokol kesehatan, kenapa orang-orang begitu F.O.M.O (Fear of Missing Out)?

Berita Terkait