"Pada usia lebih tua itu lebih ringan, atau yang muda dirasa-rasa gitu. Karena fatigue-nya dari 89 persen di sana (18-64 tahun), lalu pada usia lebih dari 64 tahun fatigue hanya 58 persen," kata Sekretaris Komnas KIPI Julitasari dalam webinar Tim Mitigasi IDI, Minggu (17/10/2021).
"Belum terjawab apa penyebabnya," sambung dia.
Di rentang 18 hingga 64 tahun, keluhan sakit kepala juga lebih banyak dilaporkan, hingga 62,8 persen. Jika dibandingkan dengan dosis pertama, seluruh efek samping atau reaksi umum vaksin Moderna seperti kelelahan, myalgya, sakit kepala, menggigil, arthralgia, muntah, lebih banyak terjadi usai divaksinasi lengkap.
Sementara efek samping demam usai divaksinasi Moderna 'hanya' terjadi di 17,4 persen dari warga yang menerima dosis kedua vaksin COVID-19.
Berikut daftar lengkap efek samping vaksin Moderna pasca vaksinasi dosis kedua:
Reaksi lokal
Usia 18-64 tahun
- Nyeri: 89,9 persen
- Acillary swelling: 16,2 persen
- Bengkak: 12,8 persen
- Kemerahan: 8,9 persen
Usia di atas 64 tahun
- Nyeri: 83,2 persen
- Acillary swelling: 10,8 persen
- Bengkak: 8,5 persen
- Kemerahan: 7,5 persen
Reaksi umum
Usia 18-64 tahun
- Kelelahan: 89,9 persen
- Sakit kepala: 62,9 persen
- Myalgia 61, 8 peren
- Menggigil: 48,6 persen
- Arthralgia: 45,5 persen
- Mual atau muntah: 21,4 persen
- Demam: 17,4 persen
Usia di atas 64 tahun
- Kelelahan: 58,3 persen
- Sakit kepala: 47,1 persen
- Myalgia: 46,2 peren
- Menggigil: 35,0 persen
- Arthralgia: 30,9 persen
- Mual atau muntah: 11,8 persen
- Demam: 10 persen
Sejauh ini, belum ada laporan miokarditis atau peradangan jantung yang dilaporkan usai vaksin Moderna, di Indonesia. Belakangan, efek samping tersebut membuat sejumlah negara seperti Denmark hingga Swedia menyetop penggunaan vaksin Moderna di usia dewasa muda.
Simak Video "Video: Sembuh dari Covid Bukan Berarti Aman"
(naf/naf)