"Jadi kalau ada orang yang kita duga demam atau orang yang sudah tertular COVID-19, kontak erat nya harus disiplin kita cari semua, epidemiolog menyarankannya begitu," kata Budi dilansir dari sehatnegeriku.kemkes.go.id, Rabu (3/11/2021).
"Saran saya harus pelan-pelan mulai diubah bahwa testing nya itu kembali dilakukan testing epidemiologis bukan testing skrining," sambungnya.
Saat meninjau langsung pelaksanaan vaksinasi COVID-19 di Trans Studio Mall Makassar pada Selasa (2/11) kemarin, Budi mengimbau kepada seluruh masyarakat untuk mewaspadai lonjakan kasus COVID-19. Negara-negara yang cakupan vaksinasinya tinggi seperti Singapura dan Inggris masih tetap waspada terhadap lonjakan kasus tersebut.
"Sekarang kasus di Indonesia sudah turun drastis tapi jangan sampai naik lagi. Caranya, kembali lagi yaitu prokes yaitu memakai masker, jaga jarak, mencuci tangan pakai sabun, hindari kerumunan, dan mengurangi mobilitas," tutur Budi.
Adapun vaksinasi di Trans Studio Mall Makassar digelar sejak 2 November hingga 15 November untuk dosis pertama dan 15 hingga 30 November untuk dosis kedua. Vaksinasi ini juga menyasar seluruh masyarakat di Kota Makassar untuk mencapai herd immunity.
Indonesia pun menargetkan 70% herd immunity tercapai. Budi menjelaskan herd immunity untuk membantu supaya masyarakat tidak masuk rumah sakit karena COVID-19.
"Yang paling penting balik lagi ke protokol kesehatan sama surveilans nya harus baik, dan itu semua tergantung kita yang melaksanakannya, karena tidak mungkin pemerintah bisa jalan sendiri kalau rakyatnya tidak disiplin," kata Budi.
Saat ini, lanjut Menkes, salah satu hal yang paling penting adalah vaksinasi Lansia. Pasalnya, mereka tergolong ke dalam kelompok rentan yang risikonya paling fatal kalau tertular COVID-19.
"Jadi kita harus melindungi lansia kita," pungkas Budi.
(akd/ega)