Jenderal Andika Perkasa resmi diusulkan Presiden Jokowi untuk mengisi posisi Panglima TNI. Selama menjadi KSAD atau Kepala Staf TNI Angkatan Darat, sepak terjangnya selalu disorot.
Di pertengahan Maret lalu, Andika Perkasa mengusulkan pemeriksaan Serda Aprilia Perkasa Manganang yang ternyata mengidap hipospadia atau kelainan pada alat kelamin. Anaknya pun turut membantu Manganang untuk pulih dari hipospadia.
Setelah melihat ada yang aneh dari kondisi Aprilia Manganang, dia pun bertekad menelisik lebih jauh kondisinya untuk mendapatkan kepastian. Dia yakin ada langkah-langkah yang bisa dilakukan untuk membantunya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dari hasil pemeriksaan tim medis RSPAD selama dua hari, disimpulkan bahwa Aprilia adalah lelaki sejati. Dari sisi hormonal dan organ seksual dalam (dia) laki-laki.
"Hanya eksternalnya memang tidak sempurna, yang kita sebut hipospadia," kata Jenderal Andika Perkasa.
Saat itu, Manganang ditangani oleh 10-15 dokter RSPAD Gatot Subroto, salah satunya dr Alexander, untuk menyembuhkan hipospadianya. Dokter yang menangani Manganang terdiri dari spesialis bedah plastik, spesialis bedah urologi, radiologi, anastesi, hingga penyakit dalam.
dr Alexander dan dokter senior di RSPAD Gatot Subroto kemudian mempelajari teknik yang harus dihindari dan harus dilakukan sehingga kasus hipospadia dapat diselesaikan dengan baik.
Namun sebelum itu, dr Alexander juga melakukan pendekatan secara emosional dengan Serda Aprilio Perkasa Manganang sebelum melakukan tindakan medis.
"Prinisp bedah plastik itu ukur dua kali, potong satu kali, dengan arti persiapan itu segalanya. Jadi kita harus tahu betul, pertama bentuk deformitas atau kelainan yang kami tangani itu persisnya seperti apa," kata dr Alexander.
Selain kasus hipospadia, Andika Perkasa juga menghapuskan tes keperawanan bagi calon Komando Wanita Angkatan Darat (Kowad).
Penghapusan tes keperawanan calon Kowad ini diapresiasi banyak pihak. Andika Perkasa meminta pemeriksaan kesehatan yang tak relevan dihapuskan.
"Tujuan penyempurnaan materi seleksi ini tujuan lebih ke kesehatan, menghindari satu insiden yang menghilangkan nyawa. Jadi yang tidak ada hubungan dengan itu, tak perlu lagi," terang Andika kepada wartawan pada Agustus lalu.
Setelah itu, TNI AD resmi menghapus tes keperawanan bagi calonKowad dan calon istriprajuruit. Pemeriksaan hymen atau selaput dara untuk membuktikan keperawanan sudah tidak diberlakukan karena dinilai melanggar hak asasi manusia (HAM).











































