Wamenkes Sebut 1 dari 8 Orang di DKI Jakarta Idap Diabetes!

Wamenkes Sebut 1 dari 8 Orang di DKI Jakarta Idap Diabetes!

Salwa Aisyah Sheilanabilla - detikHealth
Senin, 15 Nov 2021 16:47 WIB
Jakarta -

Berdasarkan survei pada 2016, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menemukan bahwa satu dari delapan orang di Jakarta mengidap diabetes. Data ini disampaikan oleh Wakil Menteri Kesehatan (Wamenkes), Dante Saksono Harbuwono dalam konferensi pers Hari Diabetes Sedunia 2021, Senin (15/11/2021).

Dante menyebut hal ini seperti fenomena gunung es. Sebab, dari survei terhadap orang sehat, terungkap bahwa dua pertiga orang sehat tidak mengetahui dirinya mengidap diabetes, sehingga jumlah pengidap diabetes kemungkinan jauh lebih banyak dari yang diketahui.

"Ketika dilakukan survei diabetes pada orang sehat ternyata dua pertiganya lebih itu tidak diketahui bahwa mereka menderita diabetes. Artinya, fenomena diabetes, seperti fenomena gunung es," jelas Dante.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Meski survei hanya dilakukan di Jakarta, Dante memastikan kondisi serupa terjadi di sejumlah daerah di Indonesia, seperti Nangapanda di Kabupaten Ende, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) dan di Provinsi Maluku Utara, penemuan kasus diabetes di kedua wilayah tersebut menjadi salah satu yang tertinggi di Indonesia.

Penyakit diabetes sendiri disebabkan oleh berbagai macam faktor, beberapa di antaranya adalah faktor keturunan atau genetik dan obesitas.

ADVERTISEMENT

"Angka kerapatan yang semakin melekat akibat perkawinan antara gen yang diderita oleh ibu dan gen yang yang dimiliki bapak membuat generasi ke depan punya akses diabetes," papar Dante.

Dalam peringatan Hari Diabetes Sedunia 2021, Dante menyebutkan bahwa perlu dilakukan upaya promotif ataupun preventif yang diarahkan kepada gaya hidup yang sehat untuk mengurangi risiko penyakit diabetes.

Upaya tersebut, di antaranya menjalani diet rendah gula dan garam serta rutin melakukan skrining kesehatan, terutama bagi orang dengan risiko tinggi diabetes.

Salah satu program yang disediakan oleh Kemenkes bersama BPJS Kesehatan, yakni Kebutuhan Dasar Kesehatan (KDK) yang memungkinkan masyarakat untuk rutin melakukan pemeriksaan gula darah yang biayanya ditanggung negara.

Lebih lanjut, Dante menambahkan, penyakit diabetes bisa menyerang siapa saja tanpa terkecuali.

"Jadi tidak ada satu gen yang bertanggung jawab mutlak pada diabetes harus kombinasi dengan gen-gen lain sehingga karena semua orang itu mempunyai potensi diabetes, maka faktor-faktor promotif dan preventif harus dikerjakan," pungkasnya.

Maka dari itu, deteksi dini dan upaya pencegahan diperlukan untuk mencegah komplikasi. Sementara Dante menjelaskan, penyakit diabetes biasanya ditandai dengan beberapa kondisi berikut.

"Selama ini memang penanda yang kita gunakan adalah penanda gula darah untuk mendiagnosis diabetes, di mana diabetes itu ditegakkan dengan kriteria diagnosis kalau gula darah puasanya lebih dari 126, gula darahnya sesudah makan lebih dari 200 atau angka rata-rata gula darah tiga bulan terakhir lebih dari 6,5," tutur Dante.

Halaman 2 dari 2
(naf/naf)

Berita Terkait