Corona di AS Mendadak Naik Lagi Usai Serangan Delta Sempat Mereda

Corona di AS Mendadak Naik Lagi Usai Serangan Delta Sempat Mereda

Vidya Pinandhita - detikHealth
Selasa, 16 Nov 2021 16:30 WIB
Corona di AS Mendadak Naik Lagi Usai Serangan Delta Sempat Mereda
Ilustrasi lonjakan kasus COVID-19 Amerika Serikat. Foto: AP Photo
Jakarta -

Kasus COVID-19 kembali naik di sejumlah wilayah Amerika Serikat (AS). Padahal diketahui, COVID-19 sempat tercatat stabil pasca serangan varian Delta musim panas ini. Ada apa?

Hal tersebut disampaikan oleh kepala penasihat medis Gedung Putih Dr. Anthony Fauci, Senin (15/11/2021). Diketahui, kasus nasional turun 57 persen minggu lalu dari puncak gelombang varian Delta pada musim panas. Namun jumlah pasien COVID-19 di area Barat Tengah dan Timur laut kini naik mendadak.

"Satu-satunya hal yang sedikit membingungkan adalah bahwa kita mulai mendatar," kata Fauci selama wawancara yang diselenggarakan oleh Pusat Kebijakan Bipartisan, dikutip dari CNBC, Selasa (16/11/2021).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Dengan kata lain, perlambatan kasus sekarang stabil, dan di beberapa daerah di negara ini, kami mulai melihat sedikit peningkatan," sambungnya.

Jumlah kasus COVID-19 AS tercatat menurun selama berminggu-minggu, setelah sempat mencapai puncak gelombang Delta dengan 172.500 kasus harian pada 13 September 2021. Kasus mendatar pada tingkat tinggi, berkisar 70.000 dan 75.000 kasus baru selama hampir tiga minggu selama beberapa minggu terakhir.

ADVERTISEMENT

Universitas John Hopkins mencatat, rata-rata kasus harian telah melonjak 19 persen di Barat Tengah dan 37 persen di Laut Timur selama sepekan terakhir.

Fauci menambahkan, AS harus berfokus pada program vaksinasi 60 juta orang yang belum divaksinasi. Angka tersebut belum termasuk 28 juta anak berusia 5-11 tahun yang memenuhi syarat untuk menerima vaksin COVID-19 Pfizer awal bulan ini.

"Ada banyak kabar baik, tetapi beberapa berita menantang yang benar-benar perlu kita tangani saat kita memasuki bulan-bulan musim dingin," kata Fauci.




(vyp/naf)

Berita Terkait