Biang Kerok Omicron di Hong Kong, 'Masker Egois' Ini Dilarang CDC Sejak 2020

Round Up

Biang Kerok Omicron di Hong Kong, 'Masker Egois' Ini Dilarang CDC Sejak 2020

Razdkanya Ramadhanty - detikHealth
Senin, 29 Nov 2021 20:45 WIB
Biang Kerok Omicron di Hong Kong, Masker Egois Ini Dilarang CDC Sejak 2020
Masker katup biang kerok penularan varian Omicron di Hong Hong (Foto: Getty Images/iStockphoto/Javier Ruiz)
Jakarta -

Varian baru virus Corona B.1.1.529 atau dikenal dengan varian Omicron, telah dikategorikan sebagai variant of concern (VOC) oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada Jumat (26/11/2021) lalu. Varian ini salah satunya terdeteksi di Hong Kong.

Di negara itu, penularannya dikaitkan dengan masker katup yang kerap digunakan warganya. Hal ini terungkap melalui investigasi yang dilakukan oleh ahli mikrobiologi Yuwn Kwok Yung.

"Masker ini agak egois.. ketika udara dihembuskan melalui klep udara, tidak disaring, itu tidak baik," jelasnya, dikutip dari The Independent, Senin (29/11/2021).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Penggunaan masker ini sebenarnya sudah tidak direkomendasikan sejak tahun 2021 lalu. Para ahli sepakat, masker katup bisa menyebabkan penularan Covid-19 dibandingkan jenis masker lain.

Cara kerja masker katup ini sebenarnya sudah sangat terlihat membahayakan. Masker katup memungkinkan udara di dalam masker yang mungkin terdapa virus, terhembus keluar melalui lubang katup. Ketika masker memiliki katup, droplet dari pemakainya, bisa keluar ke udara dan bisa menulari orang lain.

ADVERTISEMENT

Pada Agustus 2020 lalu, Centers for Disease Control and Prevention (CDC) telah mengeluarkan himbauan agar masyarakat tidak menggunakan masker exhaust atau masker yang memiliki ventilasi atau katup. Hal ini digunakan sebagai metode pencegahan virus Corona.

"Masker dengan katup atau ventilasi pernapasan TIDAK boleh dipakai untuk membantu mencegah orang yang memakai masker menyebarkan COVID-19 ke orang lain," tulis CDC di laman resminya.

Masker dengan katup satu arah dimaksudkan untuk digunakan para pekerjaan konstruksi. Memungkinkan pengguna untuk menghirup udara yang disaring dan menghembuskan udara hangat dan lembab melalui katup. Katup pada masker berguna mengurangi panas dan kelembaban di dalam masker, membuatnya lebih nyaman dipakai dalam waktu lama.

Penggunaan masker katup juga tidak direkomendasikan oleh ahli pernapasa RS Paru Persahabatan dr Agus Dwi Susanto, SpP(K). Ia menyebut, masker katup sangat berbahaya saat digunakan.

"Masker katup itu hembusan napas dari pemakai keluar, sehingga kalau pemakai masker katup itu sakit COVID-19, maka udara yang keluar dari masker membahayakan sekitarnya, jadi tidak disarankan," ujar dr Agus Dwi Susanto, Sp P(K), kepada detikHealth, Sabtu (27/11/2021).

Ternyata bukan hanya masker katup yang tidak direkomendasikan oleh para ahli. Beberapa jenis masker lain yang juga tidak dianjurkan bisa disimak di halaman berikut.

Ternyata bukan hanya masker katup yang tidak direkomendasikan oleh para ahli, berikut beberapa jenis masker lainnya:

1. Masker Kain Selain Katun

Dokter spesialis paru RS Persahabatan, dr Diah Handayani, SpP, mengimbau agar warga memakai masker kain berbahan dasar katun. Hal ini lantaran bahan tersebut memiliki tiga lapis dan berpori-pori rapat.

Jika menggunakan masker berbahan lain, dikhawatirkan tetap akan terpapar virus. Masker kain katun juga memiliki banyak lipatan.

"Karena setiap lekukan itu kan bisa menampung kuman dari luar, makanya kebersihannya harus dijaga," tuturnya.

2. Masker Buff

Bagi pengendara sepeda motor, masker buff merupakan jenis yang digunakan. Tetapi bukan berarti jenis ini bisa melindungi diri dari penularan virus Corona.

University of Duke melakukan analisis tentang efektifitas masker berbahan duff. Hasil menunjukkan, masker jenis tersebut paling tidak efektif lantaran tidak bisa menahan droplet ketika berbicara.

"Kami menghubungkan ini dengan...tekstil memecah partikel-partikel besar menjadi banyak partikel kecil," kata dr Martin Fischer, ahli kimia, fisikawan dan penulis studi, dikutip dari CNBC.

Para ahli juga menyebut bahwa masker buff berisiko tinggi penularan Covid-19 lantaran banyak droplet yang tak tersaring. Bahkan, akibat masker buff tersebut, banyak droplet yang bisa terbelah menjadi partikel lebih kecil dan lebih berbahaya.

Halaman 2 dari 2


Simak Video "Video Sejumlah Penyakit Hantui Korban Bencana di Sumatera"
[Gambas:Video 20detik]
(up/up)
Varian Super Omicron
54 Konten
Varian B.1.1.529 belakangan bikin heboh. Kabar terbarunya, WHO kini memasukkan varian B.1.1.529 di kelompok variant of concern.

Berita Terkait