Bahaya Masker Katup, Disebut Jadi Biang Kerok Omicron Menyebar di Hong Kong

Bahaya Masker Katup, Disebut Jadi Biang Kerok Omicron Menyebar di Hong Kong

Akbar Malik - detikHealth
Sabtu, 27 Nov 2021 22:01 WIB
Bahaya Masker Katup, Disebut Jadi Biang Kerok Omicron Menyebar di Hong Kong
Masker berkatup (Foto: Getty Images/iStockphoto/Javier Ruiz)
Jakarta -

Munculnya varian Omicron di sejumlah negara memicu kekhawatiran peningkatan kasus, di Afrika Selatan kasus mingguan meledak lebih dari 200 persen dalam sepekan terakhir. Terlebih, varian yang ditemukan pertama kali di Afrika Selatan itu langsung dikategorikan sebagai variant of concern oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) atau varian yang mengkhawatirkan.

Sejauh ini, varian Omicron telah terdeteksi di Botswana, Eswatini, Lesotho, Mozambik, Namibia, Afrika Selatan dan Zimbabwe, Belgia, Israel, hingga Hong Kong. Pasien pertama di Hong Kong diduga menularkan virus melalui masker katup udara.

Menurut Televisi Radio Hong Kong (RTHK), dugaan ini muncul setelah seorang ahli mikrobiologi dari Universitas Hong Kong, Yuen Kwok Yung, merilis hasil penyelidikannya pada Kamis (26/11).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Bahaya masker katup

Pemerintah langsung melarang penggunaan masker katup udara usai penularan terjadi. Memang apa sih bahayanya masker katup?

"Masker katup itu hembusan napas dari pemakai keluar, sehingga kalau pemakai masker katup itu sakit COVID-19, maka udara yang keluar dari masker membahayakan sekitarnya, jadi tidak disarankan," ujar dr Agus Dwi Susanto, Sp P(K), kepada detikHealth, Sabtu (27/11/2021).

ADVERTISEMENT

Oleh karena itu, dr Agus melanjutkan agar masyarakat tetap menggunakan double mask, yakni masker medis yang dirangkap dengan masker kain. "Untuk masyarakat disarankan menggunakan double mask," lanjutnya.

Saksikan juga 'Zsazsa Caesar Pede Walau Kulit Vitiligo'

[Gambas:Video 20detik]



(Akbar Malik/naf)
Varian Super Omicron
54 Konten
Varian B.1.1.529 belakangan bikin heboh. Kabar terbarunya, WHO kini memasukkan varian B.1.1.529 di kelompok variant of concern.

Berita Terkait