Raquel Viana, Kepala Sains di salah laboratorium terbesar di Lancet, Johannesburg, Afrika Selatan, mendapat kejutan tak terlupakan selama hidup. Pada Jumat (19/11/2021), saat tengah melakukan pengujian protein virus pada sel yang memasuki tubuh manusia, ia mendapati hal tak terduga.
"Saya cukup terkejut dengan apa yang saya lihat. Saya sempat mempertanyakan proses yang saya lakukan (ada yang salah)," ucapnya kepada Reuters.
Hasil temuannya tersebut langsung menyeretnya pada kenyataan bahwa apa yang dia temukan memiliki konsekuensi besar.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dengan sergap, di hari yang sama, ia langsung menelpon rekannya di Institut Nasional untuk Penyakit Menular (NICD) di Johannesburg, ahli genetik, Daniel Amoako.
"Saya tidak begitu mengerti cara menjelaskannya kepada mereka. Untuk saya, itu (hasil penemuan Raquel Viana) merupakan garis keturunan baru," terang Amoako kepada Reuters.
Perkembangan dari Varian Delta
Setelah temuan tersebut terbongkar, pada 20-21 November 2021, Amoako melakukan delapan kali uji sampel yang dikirim Viana. Semuanya memiliki mutasi serupa.
Menurut Amoako, rekannya Josie Everatt, dan rekan tim lainnya, mereka sempat berpikir ada kesalahan pada hasil uji sampel tersebut. Kemudian mereka mengingat, selama seminggu lalu, ada peningkatan tajam dalam kasus COVID-19 yang kemungkinan besar disebabkan adanya hasil mutasi baru.
Dalam pengakuannya, Viana sempat diperingatkan oleh rekannya yang ahli di bidang genetik bahwa varian Omicron ada kemungkinan hasil perkembangan dari varian Delta yang saat ini dominan secara global.
Pengambilan Sampel di Dua Tempat
Kemudian pada Selasa (23/11/2021), setelah menguji 32 sample lain yang diambil di sekitar Johannesburg dan Pretoria, memberikan jawaban yang cukup jelas dan menakutkan.
Pada hari yang sama, tim dari Institut Nasional Penyakit Menular (NICD) memberikan peringatan kepada departemen kesehatan dan laboratorium di seluruh penjuru Afrika Selatan untuk melakukan uji sampel. Hasilnya, mereka menemukan mutan yang serupa.
Bagaimana hasilnya? Simak laman selanjutnya
Mendapati hasil tersebut, NICD langsung memasukan hasil penemuannya ke data sains global GISAID. Ternyata, Botswana dan Hong Kong juga telah melaporkan kasus dengan hasil mutan serupa.
Melaporkan ke WHO
Di keesokan harinya, Rabu (24/11/2021), pejabat tinggi NICD dan departemen kesehatan Afrika Selatan memberikan informasi mengenai varian baru tersebut ke Badan Kesehatan Dunia (WHO).
Pada saat itu, kata Viana, lebih dari dua pertiga tes positif virus Corona di Gauteng, Afrika Selatan yang mencakup Pretoria dan Johannesburg, menunjukkan adanya penularan mutan gen S - tanda bahwa Omicron sudah menjadi varian dominan di wilayah tersebut.
Akibat varian Omicron tersebut, tingkat infeksi COVID-19 harian di Afrika Selatan meningkat sebanyak empat kali yakni sebesar 10.000 pada minggu kemarin.
Sementara itu, Presiden Afrika Selatan Cyril Ramaphosa sedang mempertimbangkan untuk memperkenalkan vaksinasi wajib bagi warganya. Meski negaranya belum pulih dari total 3 juta infeksi COVID-19 selama pandemi dan ada lebih dari 89 ribu kematian.
Simak Video "Video: Pembekuan Bantuan Trump Hentikan Uji Coba Vaksin HIV di Afrika Selatan"
[Gambas:Video 20detik]
(kna/kna)











































