Juru Bicara Vaksinasi Kementerian Kesehatan, dr. Siti Nadia Tarmidzi, M.Epid mengungkap saat ini terjadi penurunan kasus baru mingguan sebesar 1% di Tanah Air. Kendati demikian, ia mengingatkan bahwa situasi ini dinamis sehingga harus dimonitor terus-menerus.
Ia menambahkan hingga Rabu (1/12), jumlah kematian juga mengalami penurunan sebesar 14% dibandingkan dengan minggu sebelumnya. Selain itu, berdasarkan situasi transmisi dan kapasitas respons, secara nasional Indonesia masuk dalam kategori transmisi komunitas level 1 dengan kapasitas respons sedang dan vaksinasi sedang.
''Tapi tentu situasi ini sangat dinamis, sehingga perlu kita monitor terus menerus dan menerapkan kebijakan-kebijakan yang sesuai dengan tingkat situasi ini. Apalagi dengan situasi saat ini di mana mobilitas dan interaksi antar orang semakin tinggi dan munculnya varian-varian baru, yang dapat sewaktu-waktu memunculkan gelombang baru di kemudian hari,'' ujar dr. Nadia dikutip dari laman resmi Kementerian Kesehatan, Senin (6/11/2021).
dr. Nadia pun berpesan agar masyarakat tetap waspada dengan situasi global saat ini. Sebagaimana diketahui, dunia tengah dihebohkan dengan munculnya varian baru COVID-18, varian Omicron yang terus menyebar ke berbagai negara. Pada Jumat (3/12), kasus akibat mutasi virus Corona yang berasal dari Afrika Selatan ini dilaporkan sudah teridentifikasi di negara tetangga, yakni Malaysia.
Dilansir dari Associated Press dan Reuters, Menteri Kesehatan Malaysia, Khairy Jamaluddin menjelaskan pihaknya melakukan pengujian ulang terhadap 74 sampel positif Corona di Bandara Internasional Kuala Lumpur (KLIA) antara 11-28 November menyusul diumumkannya varian Omicron oleh WHO. Dari hasil uji ulang tersebut, terdapat satu kasus varian Omicron pada seorang mahasiswi asing berusia 19 tahun yang tiba dari Afrika Selatan sekitar 2 pekan sebelumnya.
Lebih lanjut, dr. Nadia menjelaskan berbagai upaya yang harus dilakukan dalam mengantisipasi bahaya mutasi virus Corona baru ini, pertama, memastikan protokol kesehatan selalu diterapkan meskipun sudah divaksinasi. Kedua, upaya penemuan kasus yang dilanjutkan dengan pemeriksaan jenis varian. Ketiga, memperkuat pelacakan kontak dan investigasi kasus-kasus yang berkelompok (atau klaster), dan keempat meningkatkan serta mempercepat cakupan vaksinasi.
''Selalu waspada, jika ada peningkatan kasus yang tidak biasa, atau klaster-klaster besar, atau peningkatan kasus pada orang yang telah divaksinasi atau peningkatan keparahan pada pasien COVID-19, dapat menjadi penanda awal adanya risiko varian-varian baru virus COVID-19,'' tegasnya.
Selain itu, dr.Nadia juga mengatakan bahwa laju penyuntikan vaksinasi harian harus ditingkatkan, mengingat hari efektif pelayanan vaksinasi di bulan Desember lebih sedikit. Harapannya, dengan peningkatan ini target capaian vaksinasi dosis 1 pada akhir tahun sebesar 80% dosis 1 dan dosis lengkap sebanyak 60% dapat tercapai.
Simak video 'WHO Analisis Perilaku Varian Omicron vs Delta':