Pfizer Gagal Uji Klinis Vaksin COVID-19 Pada Anak 2-5 Tahun, Ini Sebabnya

Pfizer Gagal Uji Klinis Vaksin COVID-19 Pada Anak 2-5 Tahun, Ini Sebabnya

Firdaus Anwar - detikHealth
Sabtu, 18 Des 2021 17:24 WIB
Pfizer Gagal Uji Klinis Vaksin COVID-19 Pada Anak 2-5 Tahun, Ini Sebabnya
Vaksin COVID-19 Pfizer. (Foto: Agung Pambudhy)
Jakarta -

Pfizer gagal mendapatkan hasil memuaskan dalam uji klinis vaksin COVID-19 untuk anak usia 2-5 tahun. Sejauh ini usia anak termuda yang diketahui bisa mendapatkan vaksin COVID-19 adalah 5 tahun ke atas.

Dalam keterangan perusahaan, Pfizer menjelaskan uji klinis pemberian vaksin pada anak 2-5 tahun ternyata tidak memberi respons imun yang kuat. Pfizer berencana mengubah uji klinisnya dengan menambah dosis vaksin, total menjadi tiga dosis.

"Keputusan mengevaluasi dosis ketiga 3 mikrogram vaksin untuk anak-anak 6 bulan hingga di bawah 5 tahun mencerminkan komitmen perusahaan dalam berhati-hati memilih dosis yang tepat untuk memaksimalkan profil risiko-manfaat," ungkap Pfizer seperti dikutip dari CNN, Sabtu (18/12/2021).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Bila uji klinis tiga dosis ini sukses, Pfizer dan BioNTech berencana menyerahkan data pada otoritas kesehatan agar bisa ada izin darurat untuk dipakai anak usia 6 bulan dan di bawah 5 tahun pertengahan 2022," lanjut perusahaan.

Diketahui Pfizer menggunakan dosis vaksin yang lebih sedikit pada anak-anak dibandingkan untuk orang dewasa. Anak usia 12 tahun ke atas mendapat 30 mikrogram vaksin di tiap dosis, 5-11 tahun mendapat 10 mikrogram, dan usia di bawahnya hanya 3 mikrogram.

ADVERTISEMENT

Penurunan dosis ini bertujuan untuk meminimalisir risiko efek samping sekaligus memaksimalkan efektivitas respons imun.

Indonesia sendiri baru memulai program vaksinasi COVID-19 anak 6-11 tahun pada 14 Desember 2021. Vaksin yang digunakan untuk sementara adalah dari Sinovac, sampai BPOM memberi izin untuk jenis vaksin lainnya.




(fds/fds)

Berita Terkait