Vaksinasi COVID-19 anak usia 6-12 kini sudah dapat dilakukan di Indonesia. Salah satu syarat anak boleh menerima vaksin COVID-19 yakni sudah melewati waktu dua minggu sejak imunisasi rutin atau bulan imunisasi anak sekolah (BIAS) terakhir.
Kenapa harus jeda dua minggu?
Dokter Spesialis Anak, Dr dr Ariani Dewi Widodo, SpA(K) menjelaskan waktu jeda ini bertujuan melihat respons dari vaksin yang disuntik ke tubuh anak.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Hal ini sebetulnya untuk memberikan waktu kepada tubuh kita untuk mengembangkan atau meningkatkan imunitas sebagai respon terhadap vaksin yang diberikan" jelas dr Ariani dalam program e-Life, Jumat (17/12/2021).
Jeda waktu ini juga berfungsi membentuk kekebalan tubuh, sehingga vaksin dapat berkonsentrasi dengan baik. Jika jenis-jenis vaksin berbeda ingin dilakukan secara serentak, diperlukan bukti ilmiah lebih dulu bahwa hal tersebut aman dan kerja vaksin tetap efektif.
"Jadi kalau misalnya ada jenis vaksin ada 20 atau ada lebih maka yang mau kita berikan itu kan adalah satu persatu supaya tubuh kita sempat membentuk kekebalan," ujar dr Ariani.
Tidak hanya sebagai pembentuk kekebalan tubuh, waktu jeda ini sebenarnya memberikan manfaat untuk melihat efektivitas vaksin serta mengamati risiko kejadian ikutan pasca imunisasi (KIPI).
"Jarak ini sebetulnya memberikan manfaat. Apabila, bukan tidak mungkin, terjadi Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI), misalnya demam, atau sedikit-sedikit diare, kadang kadang ada masalah-masalah lain juga tapi biasanya paling banyak itu demam. Supaya kita mengetahui KIPI-nya itu disebabkan oleh vaksin yang mana," pungkas dr Ariani.
Simak Video "Video: Sembuh dari Covid Bukan Berarti Aman"
[Gambas:Video 20detik]
(up/up)











































