Indonesia diyakini bakal menghadapi kenaikan kasus COVID-19. Menko Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengimbau pembatasan aktivitas perkantoran setidaknya selama dua pekan ke depan.
"Kalau di kantor tidak perlu 100 persen ya tidak usah 100 persen yang hadir, jadi diatur saja melihat situasinya. Apakah dibikin 75 persen untuk dua minggu ke depan. Itu saya kira bisa dilakukan asesmen oleh kantor masing-masing," ujarnya dalam konferensi pers terkait Hasil Ratas Evaluasi PPKM, Minggu (16/1/2022).
Dihubungi detikcom, Epidemiolog Universitas Griffith Australia Dicky Budiman menjelaskan pembatasan WFO (work from office) adalah langkah penting untuk menekan risiko kenaikan kasus COVID-19, khususnya terkait varian Omicron.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ia menegaskan, langkah ini perlu dibarengi penerapan sekolah secara daring. Mengingat, kini Pembelajaran Tatap Muka (PTM) 100 persen sudah berlangsung di DKI Jakarta.
"WFH (Work from Home) menjadi penting untuk dilakukan dan itu sudah saya sampaikan beberapa waktu lalu karena bagaimana pun ini berbahaya. Juga termasuk sekarang belajar daring atau secara online menjadi penting. Karena ini akan membantu mengurangi mobilitas," terang Dicky pada detikcom, Senin (17/1).
"Kita jangan menunggu sampai meledak karena kalau sudah meledak, katakanlah awal Februari, sudah terlambat nanti. Karena kecepatan dari Omicron ini sangat efektif dalam menularkan dan dalam kecepatannya menyebar. Jumlah infeksinya bisa 4 kali lebih banyak," sambungnya.
Senada dengan penjelasan Dicky, pakar epidemiologi dari Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia (FKM UI) Tri Yunis Miko Wahyono menegaskan pembatasan kegiatan sosial seharusnya dijalankan secara komprehensif. Ia menegaskan, kenaikan COVID-19 varian Omicron tidak bisa dicegah, namun bisa diperlambat.
Menurutnya, jika tujuannya adalah menekan kasus COVID-19 khususnya varian Omicron yang kini merebak, pembatasan WFO sebaiknya dibarengi pembatasan PTM (pembelajaran tatap muka).
"Sekolah juga dengan SKB 4 Menteri itu dianjurkan tidak 100 persen. Seharusnya itu pengurangan kegiatan sosial. Seharusnya komprehensif dan yang dikurangi itu adalah kegiatan-kegiatan sosial yang punya dampak ekonomi kecil kemudian juga memiliki respons penularan kecil," terang Miko.
"Masyarakat saya harapkan untuk memakai masker kembali, menjaga jarak kembali. Menjaga hubungan antara teman, jangan dekat-dekat dengan siapa pun. Kita anggap semuanya (terkena) Omicron. Seharusnya begitu asumsinya supaya tidak tertular Omicron," jelasnya lebih lanjut.
Simak Video "Video: Sembuh dari Covid Bukan Berarti Aman"
[Gambas:Video 20detik]
(vyp/up)











































