Ikan dikenal sebagai sumber protein penting, tetapi para pakar mengingatkan adanya risiko kanker pada ikan asin. Hal tersebut diketahui dari pernyataan pengawas apotek online Medicine Direct Hussain Abdeh. Kok bisa sih?
Nah, ikan asin sendiri diketahui sangat populer di masyarakat China dan negara Asia Tenggara, termasuk Indonesia. Saking populernya, banyak masyarakat yang menjadikan ikan asin sebagai lauk tambahan.
Ikan ini diolah dengan cara pengasinan, pengeringan, dan pengawetan, sehingga memiliki waktu kadaluarsa yang sangat lama. Menurut Abdeh, ikan yang disajikan dengan cara tersebut digolongkan sebagai karsinogen grup 1 sebagaimana halnya daging olahan, seperti hot dog dan salami.
"Namun, dengan mengasinkan ikan untuk mengawetkannya, ini juga menyebabkan produk samping karsinogenik yang dihasilkan, sehingga dapat menyebabkan kanker pada manusia." kata Abdeh, dikutip dari express.co.uk, Senin (31/01/2022).
Sebagaimana diketahui, karsinogen adalah zat berbahaya yang bisa menyebabkan kanker pada manusia. Itu mengapa Abdeh sangat menyarankan agar masyarakat untuk tidak mengkonsumsi ikan asin agar terhindar dari risiko penyakit kanker.
Selain itu, ada juga makanan lain yang bisa memicu risiko penyakit kanker usus, yaitu daging olahan dan daging merah. Namun, sampai saat ini masih membutuhkan beberapa studi penelitian lanjut untuk memastikannya.
"Kami tahu pasti bahwa daging olahan adalah penyebab kanker, tetapi bukti ilmiah untuk daging merah masih kurang jelas," kata Cancer Research UK.
"Daging merah digolongkan sebagai kemungkinan penyebab kanker. Ini berarti ada banyak bukti bagus tentang hubungan itu, tetapi kami membutuhkan beberapa studi kualitas terbaik lagi untuk memastikannya." lanjutnya.
Simak Video "YKAKI Gelar ''BeraniGundul" 2023 untuk Dukung Pasien Kanker Anak "
[Gambas:Video 20detik]
(suc/up)