Omicron Lebih Menular, Eks Petinggi WHO: Jumlah Kasus Lebih Banyak dari Delta

Sarah Oktaviani Alam - detikHealth
Rabu, 02 Feb 2022 14:45 WIB
Jumlah kasus Omicron lebih banyak dari Delta. (Foto ilustrasi: Getty Images)
Jakarta -

Kasus COVID-19 di beberapa negara di dunia mengalami peningkatan lagi. Salah satu hal yang diduga menjadi penyebabnya adalah kemunculan varian Omicron yang disebut lebih cepat menular dari varian Corona lainnya.

Eks Direktur Penyakit Menular Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Asia Tenggara, Profesor Tjandra Yoga Aditama, mengatakan hal ini juga dilaporkan oleh Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC) dalam artikel berjudul 'Trends in Disease Severity and Health Care Utilization During the Early Omicron Variant Period Compared with Previous SARS-CoV-2 High Transmission Periods - United States, December 2020-January 2022'.

Dalam artikel tersebut, CDC membandingkan situasi Omicron di Amerika ketika menghadapi varian lain di akhir 2020 dan saat diserang varian Omicron. Sejak diidentifikasi pertama kali di Amerika pada 1 Desember 2021 hingga 15 Januari 2022 lalu, 99,5 persen spesimen di negara tersebut didominasi oleh varian Omicron.

"Publikasi CDC ini menunjukkan jumlah kasus yang tertinggi adalah ketika menghadapi Omicron, dibanding ketika mereka diserang varian Delta," kata Prof Tjandra dalam keterangan tertulis yang diterima detikcom Rabu (2/2/2022).

"Kasus harian rata-rata tertinggi akibat Omicron di Amerika Serikat adalah 799.000 orang, dan angka ini lima kali lebih tinggi daripada rata-rata kasus harian tertinggi Delta negara itu, yaitu 164.000 orang," lanjutnya.

Prof Tjandra mengungkapkan varian Omicron menyebabkan dampak yang lebih besar pada pelayanan kesehatan di Amerika, dibandingkan saat diserang Delta. Meski tingkat keparahan penyakitnya rendah, tetapi kasus rawat rumah sakit akibat Omicron jauh lebih tinggi daripada Delta.

"Angka rata-rata harian masuk rumah sakit di Amerika Serikat karena varian Omicron adalah 22.000, dan ini 1,8 kali lebih tinggi daripada angka rata-rata harian masuk rumah sakit karena varian Delta, yaitu 12.000," jelas Prof Tjandra.

Kenaikan kasus COVID-19 akibat kemunculan varian Omicron juga mulai terasa di Indonesia. Hal ini menyebabkan jumlah kasus hariannya meningkat lagi hingga lebih dari 16 ribu kasus. Padahal, sebelumnya angka kasus harian pernah di angka sekitar 100 orang per harinya.

"Jumlah kasus COVID-19 kita terus meningkat. Kasus harian sudah lebih dari enam belas ribu orang padahal sebelumnya pernah di angka sekitar seratus orang saja sehari, jadi sudah naik 150 kali lipat," beber dia.

Melihat kondisi saat ini, Prof Tjandra berharap kondisi COVID-19 yang terjadi pada bulan Juni-Juli tidak terjadi lagi. Maka dari itu, ia mendorong beberapa elemen penting yang harus dipersiapkan, seperti:

  • Ketersediaan tempat tidur dan ruang rawat
  • Obat dan alat kesehatan
  • Sistem pelayanan di RS yang efisien dan aman
  • Sistem rujukan
  • Tenaga kesehatan


Simak Video "Video: Sembuh dari Covid Bukan Berarti Aman"

(sao/fds)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork