Dikutip dari Express, meskipun hilangnya indra penciuman dan indra perasa tidak banyak dilaporkan dalam kasus Omicron, namun ada satu gejala bau tertentu yang mungkin dialami pasien. Gejala ini seperti mencium bau busuk atau bau tidak sedap.
Menurut Fifth Sense, sebuah badan amal untuk orang-orang yang terkena gangguan penciuman dan perasa. Diperkirakan 25.000 orang dewasa Inggris telah terpengaruh oleh perubahan atau hilangnya indera perasa atau penciuman.
Hilangnya indra penciuman dan perasa secara tiba-tiba akan menjadi terdistorsi. Kemudian orang mengalami parosmia dan phantosmia selama pemulihan.
Seseorang dengan parosmia mungkin dapat mendeteksi bau, tetapi bau hal-hal tertentu yang seringkali tidak menyenangkan. Bau yang tidak menyenangkan ini sering digambarkan seperti bahan kimia, pembakaran, kotoran, daging busuk atau jamur.
Penyebab spesifik hilangnya sensorik tidak diketahui, tetapi sebuah penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Nature Genetics menunjukkan bahwa genetika dapat memainkan peran penting pada seseorang yang mengalami kehilangan atau perubahan rasa atau bau setelah terinfeksi Covid-19.
Sedangkan phantosmia adalah halusinasi penciuman, yaitu apabila seseorang mendeteksi bau dari benda tertentu, padahal benda tersebut tidak ada di sekitar. Misalnya, seseorang mungkin bisa mencium bau bawang putih, namun ternyata tidak ada bawang putih di sekitarnya.
Fifth Sense menyimpulkan bahwa penelitian awal menunjukkan, lebih dari 80 persen orang yang memiliki masalah dengan penciuman dan perasa dapat mencapai masa pemulihan penuh.
"Sama seperti kehilangan bau pasca-infeksi lainnya, sel-sel pendukung ini dapat beregenerasi dan epitel penciuman dapat pulih." jelas Fifth Sense.
Sementara itu, tanda-tanda paling umum atau lima gejala teratas dari Omicron bisa disimak di halaman berikut.
Simak Video "Video: Sembuh dari Covid Bukan Berarti Aman"
(up/up)