Indonesia mengalami lonjakan kasus COVID-19 akibat varian Omicron yang lagi 'ngegas' belakangan ini. Berdasarkan data terakhir per Kamis (10/2/2022), Indonesia mencatat 40.618 kasus baru COVID-19.
Meskipun begitu, Kementerian Kesehatan (Kemenkes RI) menyebut angka tersebut belum puncak dari COVID-19 dan diprediksi akan datang sekitar dua hingga pekan ke depan.
"Kita melihat dua sampai tiga minggu ke depan kemungkinannya akan terjadi peak (puncak) saat dua sampai minggu ke depan. Oleh karena itu, maka tentunya kita semua harus mewaspadai ini untuk terjadinya kemungkinan peningkatan jumlah kasus yang besar," ujar Dirjen Pelayanan Kesehatan, Prof dr Abdul Kadir, PhD, SpTHT-KL(K), MARS, dalam konferensi pers virtual terkait Update Perkembangan COVID-19, Kamis (10/2/2022).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
dr Kadir juga meyakinkan bahwa gejala yang ditimbulkan dari varian Omicron ini tak separah Delta. Meskipun demikian, Omicron sangat berbahaya untuk lansia (lanjut usia), komorbid, dan orang yang belum divaksinasi.
"Tentu kita tetap harus berhati-hati dan waspada meskipun gejalanya ringan dan kadang-kadang tanpa gejala, tapi itu bisa berbahaya pada orang-orang yang umur lanjut atau lansia, termasuk juga orang-orang yang kemungkinan punya penyakit penyerta atau komorbid, dan juga pada orang-orang belum divaksin dan pada anak-anak," lanjutnya.
Lantas, apa yang harus dilakukan jika habis bertemu seseorang yang positif Omicron? Dalam kesempatan yang sama, juru bicara vaksinasi COVID-19 Kemenkes, dr Siti Nadia Tarmizi, membeberkan 3 hal yang perlu dilakukan, yaitu:
- Segera melakukan tes COVID-19 untuk mengetahui positif atau tidak
- Apabila hasilnya negatif, tetap harus dikarantina selama 5 hari
- Setelah 5 hari, dianjurkan untuk melakukan tes kembali
"Berarti kita itu termasuk kontak erat, jadi segera lakukan tes untuk mengetahui apakah kita positif atau tidak. Kalaupun hasilnya negatif, kita harus karantina karena kita tahu ada masa inkubasi dari virus ini yang mungkin pada waktu kita tes itu belum positif. Jadi kita karantina selama 5 hari dan di hari ke 5 kita melakukan tes kembali," ucap dr Nadia saat ditanya detikcom.
(suc/up)











































