Terungkap! Ini Alasan Swedia Deklarasikan Pandemi COVID-19 Berakhir

Sarah Oktaviani Alam - detikHealth
Jumat, 11 Feb 2022 16:33 WIB
Alasan Swedia mendeklarasikan pandemi COVID-19 di negaranya telah berakhir. (Foto: AFP/JONATHAN NACKSTRAND)
Jakarta - Baru-baru ini, Swedia mendeklarasikan pandemi COVID-19 di negaranya berakhir. Pemerintah setempat juga mencabut hampir semua aturan pembatasan dengan berbagai alasan.

"Saya bisa katakan pandemi ini sudah berakhir. (Penyakit) ini belum berakhir, tapi ada perubahan cepat dan pembatasan sudah selesai," kata Menteri Kesehatan Swedia, Lena Hallengre, yang dikutip dari Reuters, Jumat (11/2/2022).

Hallengre mengatakan dengan adanya deklarasi ini, Swedia tidak lagi menganggap COVID-19 sebagai bahaya bagi masyarakat karena beberapa alasan.

Alasan Swedia Deklarasi Pandemi COVID-19 Berakhir

1. Dominasi Varian Omicron dan Tes COVID-19 yang Mahal

Swedia mencabut sebagian besar aturan penanganan COVID-19, salah satunya tes COVID-19 besar-besaran terhadap masyarakat yang mengalami gejala Corona.

Menurut Kepala Badan Kesehatan Publik Swedia, Karin Tegmark Wisell, tes COVID-19 besar-besaran sudah tidak lagi relevan. Terlebih belakangan ini kasus COVID-19 didominasi oleh varian Omicron yang bergejala lebih ringan.

"Kami sudah mencapai titik di mana biaya dan relevansi tes ini tidak lagi bisa dibenarkan," ujar Tegmark Wisell seperti yang dikutip dari AP News.

"(Sebagai contoh) Jika kami menerapkan tes kepada semua yang mengidap COVID-19, berarti biayanya setengah miliar krona (sekitar 768 miliar rupiah) tiap pekan dan 2 miliar krona (3 triliun) sebulan," lanjutnya.

Berdasarkan perhitungan ini, per Rabu (9/2) lalu pemerintah akhirnya menetapkan hanya pekerja medis dan kelompok masyarakat rentan yang mengalami gejala COVID-19 saja yang bakal mendapatkan tes PCR gratis. Untuk masyarakat lainnya yang mengalami gejala COVID-19 diarahkan untuk melakukan isolasi mandiri.

Meski begitu, fasilitas layanan kesehatan swasta di sana masih bisa melaksanakan tes COVID-19 dan memberikan hasilnya bagi pelaku perjalanan internasional. Tetapi, pemerintah tidak akan mengganti biayanya.

2. Vaksinasi Tinggi dan Karakter Masyarakat

Alasan lainnya adalah tingkat vaksinasi COVID-19 di Swedia yang sudah tinggi dan membuat para pejabat kesehatan optimis. Dari hasil studi yang dirilis pada Selasa (8/2) lalu, sebanyak 85 persen orang Swedia sudah memiliki antibodi.

Seorang pengajar senior di Universitas Sekolah Medis Exeter di Inggris, Bharat Pankhania, mengatakan kebanyakan orang yang sudah divaksinasi di Swedia adalah populasi yang teredukasi dan berpengetahuan. Mereka yang sudah divaksin dipercaya untuk mengisolasi mendiri jika mengalami gejala, tanpa harus melakukan tes COVID-19 massal.

Menurut Pankhania, Swedia bisa menjadi contoh untuk negara-negara lain yang memiliki kriteria yang sama untuk mendeklarasikan pandemi berakhir.

"Swedia sangat memimpin dan negara-negara lain nantinya akan mengikuti. Kita tidak perlu melakukan tes besar-besaran, tapi harus lebih menaruh perhatian pada tempat-tempat sensitif, seperti rumah sakit, panti jompo, dan orang-orang yang rentan," pungkasnya.

Simak Video 'Bikin Iri! Negara-negara Ini Sudah Hidup Bebas Tanpa Masker':






(sao/up)

Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork